Wednesday, November 15, 2017

Impor Tiang LRT Dari Malaysia, Aneh Ketua Komisi VI Bela Waskita?

kompas.com

JAKARTA-Langkah PT Waskita Karya mengimpor tiang pancang untuk proyek Light Rail Transit (LRT) di Palembang Sumatera Selatan dinilai sebagai hal yang wajar. Karena hal ini semata-mata demi mengejar target. "Proyek tersebut harus selesai bulan Juni 2018, kalau hanya mengandalkan produksi dalam negeri tidak akan selesai," kata Ketua Komisi VI DPR, Teguh Juwarno di Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Menurut Teguh, memang sebaiknya BUMN Konstruksi menggunakan produk lokal demi penghematan dana negara. "Kita prioritaskan produk lokal tapi jangan karena alasan itu menghalangi penyelesaian proyek. Jadi janganlah alergi dengan produk import," tambahnya

Teguh memaklumi proyek infrastruktur yang besar-besaran membutuhkan kesiapan komponen lokal yang cepat. Oleh karena itu berbagai cari ditempuh. "Ya kalau memang produksi dalam negeri tidak memungkinkan? Sementara mereka dikejar target penyelesaian proyek segera. Sebagai sebuah aksi korporasi pasti ada target yang harus dicapai," imbuhnya.

Lebih jauh kata Teguh, pihaknya sudah menelusuri soal impor tiang LRT tersebut kepada Waskita. "Saya sudah melakukan klarifikasi ke Waskita. Dan mereka mengakui memang melakukan impor tiang pancang dari luar negeri," ucapnya.

Diungkapkannya kembali, alasan mereka mengimpor karena produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mengejar target penyelesain proyek agar sesuai jadwal.

Namun, sambung dia, Waskita menegaskan yang diimpor masih dibawah 20%. Itupun mereka katakan terpaksa, terang dia, karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. "Kami sudah meminta agar apapun yang terjadi Waskita harus memprioritaskan produk lokal," tegasnya.

Saat ditanya apakah Komisi VI akan memanggil Waskita Karya terkait hal ini, "Dalam fungsi pengawasan kita minta keterangan dan penjelasan resmi dari Waskita. Dan sebagai perusahaan publik yang sudah go public kami meyakini Waskita akan bertindak profesional. karena semua langkah mereka akan diaudit baik oleh akuntan publik maupun BPK," bela dia.

Menurutnya, langkah import yang dilakukan Waskita harus dilihat secara objektif. "Jadi jangankan 20 persen, kalau memang kebutuhannya harus impor sampai 50 persen. Waskita harus melakukan langkah tersebut demi memastikan kinerjanya tetap baik," kilahnya

Untuk diketahui, perusahan plat merah bernama PT Waskita Karya. Tbk saat ini menjadi perusahaan BUMN konstruksi yang dipercaya menggaraf proyek LRT di Palembang Sumsel.

Groundbreaking Proyek LRT tersebut dimulai pada 21 Oktober 2015 dengan panjang lintasan 23,40 KM. Adapun nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp10,9 Triliun.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...