Monday, July 10, 2017

4 Tradisi Masa Puber yang Paling Aneh di Dunia, Indonesia Juga Masuk!

Masuk masa pubertas atau puber buat masyarakat di hampir semua belahan dunia merupakan kejadian yang umum terjadi. Pada masa ini, anak-anak bakal mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Hal tersebut lumrah terjadi dan merupakan fenomena yang umum dialami tiap orang. Namun tak begitu dengan kelompok masyarakat tertentu. Ada beberapa yang menganggap peristiwa ini harus dirayakan, bahkan dengan cara sedikit unik.

1. Metatah atau kikir gigi di Bali

Kikir gigi atau potong gigi, yang dalam bahasa Bali disebut metatah, merupakan upacara yang dilaksanakan di tanah Dewata untuk menandai masuknya anak ke masa puber. Kikir gigi merupakan sebuah ritual keagamaan, yang pada tradisinya, gigi anak dikikir atau dipotong. Ada enam gigi bagian atas yang dikikir. Gigi tersebut ialah yang berbentuk taring. Sebab, taring melambangkan sifat buruk atau sisi hitam yang ada dalam diri manusia.

Kikir gigi berarti meminimalisasi jeratan si anak dari sifat-sifat buruk, paling tidak menguranginya. Enam jenis gigi itu melambangkan keburukannya masing-masing, yang disebut Sad Ripu. Sad Ripu terdiri atas kama atau sifat penuh nafsu indriya, lobha atau sifat loba dan serakah, krodha atau sifat kejam dan pemarah, mada atau sifat mabuk dan kegila-gilaan, moha atau sifat bingung dan angkuh, dan matsarya atau sifat dengki serta iri hati.

2. Bullet ant glove.

Di Brasil, ritual untuk menandai masuknya anak-anak ke masa pubertas ditandai dengan sebuah upacara yang cukup mengerikan. Tepatnya di pedalaman Amazon, suku Satere-Mawe, pria yang memasuki masa puber harus melewati ritual yang dalam bahasa Indonesia dinamakan sarung tangan semut peluru. Semut peluru adalah hewan yang kecil, tapi bisa mengangkat beban 50 kali lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Ritual dilakukan dengan memasukkan tangan anak laki-laki ke dalam sarung tangan yang sudah terisi dengan semut peluru. Si anak harus menahan sakitnya disengat semut-semut itu. Bila mereka bisa bertahan dengan waktu yang sudah diatur, berarti anak itu dianggap sudah dewasa.

Baca Juga: 17 Nama 'Unik' Orang Indonesia, Tahan Tawa Saat Bacanya Ya!

3. Dipo

Tradisi ini dijalankan oleh masyarakat Odumase di wilayah timur Ghana. Diadakan secara massal, dengan cara mengumpulkan anak-anak yang sudah memasuki masa dewasa. Digelar tiap April selama setahun sekali. Ritual ini khusus digelar untuk anak gadis. Tujuannya untuk menandai bahwa mereka masih suci.

Ritual dilakukan dalam beberapa tahap. Pada hari pertama, rambut mereka dicukur. Lantas, pakaiannya diganti dengan kain atau kemben yang panjangnya selutut. Lalu mereka diarak keliling.

Paginya, pastor utama memberi perintah untuk mandi. Mandi termasuk dalam ritual yang dijalankan. Pastor menuangkan air ke diri si anak sebagai tanda pemberi berkat. Lalu kaki anak-anak gadis itu dicuci dengan darah kambing yang dicarikan oleh orangtuanya masing-masing. Tujuannya agar si anak tidak mandul. Lalu, bagian terpenting adalah ketika si anak duduk di batu suci. Ini untuk membuktikan keperawanan mereka. Gadis yang ditemukan hamil atau sudah tidak perawan akan mendapatkan hukuman sosial dengan cara dibenci oleh masyarakat.

Gadis-gadis tersebut kemudian di "asrama" selama seminggu. Mereka diberi pelatihan memasak, berumah tangga, diberi tahu cara melahirkan, dan mengasuh anak. Mereka juga diajari cara memperlakukan suami dengan benar. Mereka lalu akan menari Klama sebagai tanda berakhirnya upacara.

Setelah seminggu, mereka dibebaskan dari asrama. Masyarakat berkumpul untuk merayakan transisi mereka menjadi perempuan dewasa. Mereka berpakaian indah dengan kain berhiaskan manik-manik.

4. Land diving.

Dalam bahasa lokal dikenal sebagai Gol atau Nanggol, yakni ritual yang dilakukan oleh masyarakat di bagian selatan Pulau Pentakosta, Vanuatu. Dalam upacara ini, pria yang memasuki masa pubertas diharuskan melompat dari menara kayu dengan ketinggian 20-30 meter dengan dua pohon merambat, yakni pohon anggur, yang dililitkan di pergelangan kakinya.

Upacara dilakukan setiap tahun pada April, Mei, atau Juni. Penduduk desa percaya, upacara ini dapat memberikan kesehatan dan kekuatan bagi para penyelam. Selanjutnya, melompat atau bungee dianggap sebagai ekspresi maskulinitas karena menunjukkan keberanian.

Mana yang menurutmu paling aneh?

Baca Juga: 10 Potret Unik Makanan yang Diiris Tengahnya, Bikin Melongo!

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...