TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu merasa aneh jika ada mantan Presiden di negeri ini marah dengan aksi mahasiswa menolak isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila di lakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan Pemberantasan Korupsi.
Dengan demikian menurut anggota Komisi VII DPR RI ini, tidak ada yang salah dalam pertemuan mahasiswa maupun hasil pertemuannya sebagaimana di tulis dalam pernyataan sikap mereka yang tersebar luas melalui broadcast dan sosmed lainnya.
"Aneh bagi saya jika ada Mantan Presiden yang marah dengan aksi yang di dasari tuntutan itu," ujar Politikus PDI Perjuangan ini kepada Tribunnews.com, Selasa (7/2/2017).
Menurut Adian Napitupulu lebih lanjut, harusnya semua Mantan presiden, semua Jenderal, semua aparatur negara dan seluruh masyarakat mendukung sikap mahasiswa yang bersuara menolak isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila di lakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan Pemberantasan Korupsi.
"Saran saya kalau mau komentar ya komentarlah tentang dugaan adanya Makar. Jangan komentari aksi yang justru ingin menjaga keutuhan NKRI dan menjaga Pancasila sebagai Ideologi Negara," tegas Adian Napitupulu.
Adian Napitupulu juga angkat suara atas aneka tudingan yang dialamatkan kepada dirinya terkait aksi unjuk rasa di kediaman Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kepada Tribunnews.com, Adian Napitupulu menegaskan bahwa Mahasiswa adalah generasi muda Intelektual. Mereka mampu berfikir dan bergerak sendiri.
Karena itu Adian Napitupulu ingatkan, jangan pernah meremehkan Mahasiswa dengan menuding kegiatan mereka di dalangi, ditunggangi dan sebagainya.
Apalagi menunggangi sebuah pertemuan besar yang di ikuti sekitar 3.000 mahasiswa dari 500 kampus di 25 Propinsi sebagaimana disebut dalam rilis mahasiswa yang tersebar di sosmed.
"Tidak ada yang sanggup, termasuk saya untuk menggerakan kekuatan intelektual muda sebesar itu," tegas aktivis 98 itu.
No comments:
Post a Comment