Sabtu, 24 Desember 2016 | 09:03 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri haul wafatnya Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. TEMPO/Ishomuddin
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai positif fenomena "Om Telolet Om" yang menjadi viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. "Memang aneh, tapi itu bagus," katanya kepada pers di Kantor Wapres di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016.
Ia memperkirakan fenomena tersebut bersifat sementara dan tidak akan berlangsung lama, seperti halnya permainan Pokeman. "Sama dengan Pokemon. Sekarang ada yang masih main Pokemon nggak?" kata Kalla bertanya kepada pers dan langsung dijawab serentak para wartawan yang memadati ruang pertemuan di Kantor Wapres, tidak.
Bahkan, Kalla memprediksi durasi tranding topic fenomena "Om Telolet Om"di media sosial itu paling lama sebulan. "Jadi memang fenomena itu hanya ingin ketenaran. Anak-anak ingin masuk TV ," kata Kalla.
Baca: Om Telolet Om Jadi Fenomena Dunia, Ini Ulasan Pengamat
"Om Telolet Om" merupakan fenomena di mana para anak-anak maupun remaja meminta sopir bus untuk membunyikan klakson yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah irama unik. Bus-bus tersebut biasanya melayani angkutan penumpang antarkota dan antarprovinsi.
Fenomena ini masuk ke ranah Internet dan media sosial yang kemudian menjadi terkenal saat anak-anak remaja mengganggu akun media sosial figur publik seperti Donald Trump, Marshmello, Firebeatz, Dillon Francis, Cash Cash, dan figur publik lainnya dengan cara membagikan fenomena "Om Telolet Om" melalui kolom komentar secara langsung.
Fenomena ini kemudian ditanggapi dengan dibuatnya berbagai aransemen musik oleh para disjoki, lalu dipublikasikan melalui akun media sosial mereka dan dimainkan dalam konser massal. Salah satu konser musik yaitu Life in Color Miami mengumumkan bahwa "Om Telolet Om" adalah tema rahasia mereka.
Baca: Empat Pelajaran Berharga Om Telolet Om
Pihak kepolisianberencana menindak pengendara yang memasang klakson modifikasi "Om Telolet Om" karena dinilai melanggar aturan lalu lintas.
Presiden Joko Widodo ikut berkomentar soal fenomena "Om telolet Om". "Ya ini kekuatan dan potensi media sosial yang kita lihat dan yaitu sebuah kesederhanaan, sebuah kesenangan, sebuah kebahagiaan dari rakyat untuk memperoleh sebuah hiburan atau sebuah hobi, saya kira sangat bagus," kata Presiden Jokowi saat di Karawang, Jawa Barat, Jumat, 23 Desember 2016.
Presiden melihat ada cara-cara unik tersendiri yang dilakukan sebagian masyarakat untuk memperoleh kesenangan atau hiburan. Namun, Presiden menegaskan harus ada batas-batas yang tidak boleh dilanggar meski hal itu dilakukan untuk sekadar mencari kesenangan.
"Ya pasti ada batas-batasnya, masa bus baru berjalan dicegat di tengah jalan gini, ya kan hal-hal seperti itu yang dilarang yang seperti itu," katanya.
ANTARA | AMIRULLAH | MAYA NAWANGWULAN
No comments:
Post a Comment