BAGI sopir taksi online tentu harus memiliki jurus bagaimana bisa mengejar poin demi bonus tambahan. Itu membuat Darmawijaya, pengemudi, memilih bekerja di malam hari. Namun, ada pengalaman aneh yang membuat bulu kuduk bergidik. Dia pernah dapat panggilan dari 'hantu' perempuan.
Mencari order di malam hari, selain terbebas dari kemacetan, harapan lain adalah mendapatkan poin lebih sehingga bisa mengangsur kredit mobil. "Jumlah penumpang memang tak sebanyak di siang hari. Tapi poin selalu tercapai," cerita Darmawijaya yang akrab dipanggil Jaya ini.
Soalnya, penumpang malam mengorder (perjalanan) jarak jauh. Sehingga dalam satu malam bisa menarik beberapa rit. Namun, ternyata menarik taksi online di malam hari rupanya tak berjalan mulus seperti perkiraan semula.
Bapak dua anak ini pernah mengalami kejadian aneh. Suatu hari saat mendapat order dari aplikasi ponsel pada pukul 01:00, ia langsung meluncur ke rumah wanita calon penumpang yang memesannya di daerah Depok Lama, tepatnya belakang RS Hermina.
Sampai di depan rumah si pemesan, calon penumpang tidak terlihat. "Saya cek di aplikasi, rumah tersebut sesuai foto yang saya terima," cerita Jaya. Ia pun mengirim pesan singkat, tapi tak ada jawaban. Kemudian mengontak langsung, juga tak ada jawaban. Cukup lama dia menunggu hingga akhirnya Jaya melapor ke kantor pusat.
"Bulu kuduk saya merinding. Suasana di sana agak gelap. Setelah melapor dan dapat mendapat balasan dari pusat, akhirnya saya bergeser," kata Jaya.
DAPAT ORDER LAGI
Baru saja bergeser, lagi-lagi ia mendapat order seorang wanita yang mengaku menunggu di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Semula hatinya berbunga-bunga.
Setibanya di lokasi, Jaya lagi-lagi dibikin merinding. Calon penumpang kedua yang disambangi juga tak jelas. "Saya tanya kepada sejumlah mahasiswa yang kebetulan ada di sana, mereka mengaku halte yang saya tuju benar."
Namun anehnya, mereka mengaku tak mengenal wanita yang disebutkannya. Justru para mahasiswa tersebut jadi ketakutan. Akhirnya dengan wajah lesu, pria 45 tahun ini pun balik dengan tangan hampa. Order kedua yang diterimanya malam itu juga abal-abal. Tak jelas sama sekali.
"Jadi dalam satu malam, saya mendapat order yang tidak jelas. Dua penumpang perempuan," ujarnya.
Meski dihinggapi rasa takut, Jaya tetap memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaannya demi bisa mengejar setoran buat angsuran kredit mobil. Setelah keluar dari kampus UI, pria asli Betawi ini mendapat order lagi. "Alhamdulillah, saya mendapat penumpang tujuan bandara," papar dia.
Lagi-lagi Jaya mengalami keanehan. Saat sampai di Bandara Soekarno-Hatta, aplikasi ponselnya susah dibuka seperti di suspend dari kantor pusat. "Mengalami kejadian aneh tersebut, hari berikutnya saya milih narik taksi online pada siang hari. Tak mau malam hari lagi," tandas Jaya. (setiawan/ird)
No comments:
Post a Comment