FAJAR.CO.ID, MALANG – Kasus tewasnya Praka Yudha Prihartanto, 29, anggota Batalyon Komando (Yonko) 464 Paskhas Malang, yang diduga sempat dianiaya oleh tiga perwira muda , mendapat perhatian public.
Begitu pun, institusinya juga menangani secara serius untuk mengungkap secara pasti penyebab kematian Praka Yudha.
Praka Yudha ternyata dikenal sebagai sosok yang humble dan ramah. Akun resmi Praka Yudha di Instagram @udha_musttobe mengungkapkan bahwa postingan terakhir Yudha mengungkapkan kesenangannya menyantap rujak buah.
Postingan terkahir Yudha terpantau dilakukan 4 minggu yang lalu. Ia menulis "Yummy akhirnya datang juga nii rujak, ga nyesel pesen rasanya ajiib bikin malam minggu lu melek."
Postingan ini kemudian dibanjiri banyak komentar belasungkawa baik dari kawan maupun orang lain yang merasa prihatin dengan kejadian meninggalnya Praka Yudha tersebut.
Salah satu kawan satu gereja Yudha, yang tidak ingin disebutkan namanya sempat memberikan komentar soal sosok Praka Yudha semasa hidupnya kepada Malang Post (Jawa Pos Group).
"Saya kenal Yudha sekitar 2011-an kalau tidak salah. Yudha awal itu masih baru di Malang mencari gereja. Bergerejalah dia di YHS Malang ketemu saya di ibadah pemuda," ungkap pria ini lewat DM Instagram kepada Malang Post, Minggu (14/5).
Ia kemudian menceritakan bahwa Yudha masih baru di Malang dan belum memiliki teman. Dia cerita kalau dia berprofesi menjadi anggota Pakhas.
Singkat cerita mereka kemudian menjadi lebih dekat dan Yudha pun lebih dekat bersama teman-teman gereja lainnya karena Yudha kemudian ikut gabung dalam komunitas futsal di gereja.
Baginya, Yudha merupakan kawan yang baik dan sopan saat berbicara kepada teman-temannya. Hal ini diingatnya saat sebelum Yudha berangkat ke Lebanon.
Ia mengatakan jika Yudha sempat curhat soal keinginannya untuk memiliki kekasih akan tetapi masih belum menemukan. Lalu, beberapa bulan kemudian ia berangkat ke Lebanon.
"Jujur saya prihatin dengan kematian teman saya yang tidak manusiawi. Setahu saya untuk menjadi Pasukan Garuda harus berprestasi. Tidak bisa pasukan yang tidak berprestasi yang jadi perwakilan Indonesia untuk PBB. Setahu saya dia jago basket dan menembak," tuturnya lagi.
Ia mengungkapkan bahwa kabar pertama soal kejadian kematian Yudha, ia mendapatkan kabar bahwa Yudha meninggal karena kecelakaan.
Namun beberapa jam kemudian, kejadian kematian ini diangkat ke media elektronik, barulah ia mengetahui kronologi yang saat ini beredar.
Yudha pun sempat menceritakan soal perlakuan seniornya pada junior. Akan tetapi, kawan gereja Yudha ini tidak mau membahas hal yang dikatakan Yudha lebih lanjut karena menyangkut intern militer.
"Kalau soal hutang saya tidak tahu. Yudha tidak pernah hutang pada saya. Tetapi untuk soal senior dan junior saya mengetahui beberapa hal. Dan ternyata cerita itu buat saya real ketika melihat foto-foto kematian Yudha yang beredar," ungkapnya.
Tanda-tanda siksaan seperti cambukan dan pukulan benar adanya, lanjutnya. Banyak hal yang menurutnya seperti ditutupi. Ia mengungkapkan ketidakpercayaan kronologi kejadian bunuh diri Yudha.
Pasalnya, menurutnya, logikanya Yudha merupakan Pasukan Khusus AU yang mana tahu objek vital untuk bunuh diri.
"Kok ga ke jantung, kenapa harus di leher. Saya rasa tidak sedangkal itu kalau dia mau bunuh diri," pungkasnya. (ica/jpnn/fajar)
No comments:
Post a Comment