Sri Mulyani datang ke kantor pusat DJBC, Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB. Ia didampingi oleh Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso dan perwakilan instansi terkait lainnya.
Tampil menarik, Sri Mulyani mengenakan batik berwarna ungu yang dilapisi rompi bertuliskan Bea dan Cukai, berwarna hitam dengan hiasan tulisan kuning.
Turun dari mobil, Mantan Managing Direktor Bank Dunia tersebut langsung menuju halaman yang menjadi area pemusnahan. Ia menoleh ke sekeliling dan kemudian mengambil sebotol miras.
Sri Mulyani tampak berbincang bersama jajaran pejabat yang hadir. Sekitar 5 menit, kemudian ia menuju area tengah pemusnahan. Salah satu botol berukuran besar diangkat dan Sri Mulyani mencium aromanya.
"Ini sepertinya palsu, baunya aneh," ujarnya sekilas di kantor pusat DJBC, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Sri Mulyani melanjutkan dengan paparan hasil penindakan. Ia bersama yang lainnya melakukan seremonial lempar botol miras untuk dipecahkan. Beberapa botol dilemparkan ke udara hingga jatuh pecah di bumi.
Tahapan selanjutnya adalah Sri Mulyani naik pada sebuah alat berat yang siap menggiling botol-botol tersebut atau biasa disebut slender. Akan tetapi, alat tersebut tidak dioperasikan oleh Sri Mulyani dikarenakan kendala teknis.
Ia kemudian beralih pada hasil penangkapan terbaru, yaitu minuman keras asal Korea Selatan berstatus ilegal. Status didapatkan setelah diketahui dalam kontainer 40 feet.
"Tadinya laporannya adalah elevator, namun kedapatan miras jenis soju sebanyak 36.400 botol asal Korsel," tandasnya.
Selanjutnya Sri Mulyani mengelilingi hasil tangkapan lainnya. Sekitar jam 10.00 WIB Sri Mulyani sudah meninggalkan lokasi. (mkl/drk)
No comments:
Post a Comment