Friday, April 6, 2018

Buntut Pemecatan, Kader PKS Bergolak di Daerah

JAKARTA - Pemecatan yang dilakukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap pimpinan wilayah mulai bergolak. Adapun kader yang dipecat adalah Ketua DPW PKS Sumatera Selatan hingga Jawa Tengah.

Erza Saladin yang dicopot dari Ketua DPW PKS Sumsel berbuntut panjang, sebab 11 DPD justru tidak menemukan kesalahan sehingga meminta klarifikasi dari DPP PKS.

BERITA TERKAIT +

Lewat video yang beredar, 11 DPD se-Sumsel diwakili Ketua DPD Banyuasin Ilham Hadi menyampaikan penolakan sekaligus maksud dan tujuannya bersama 11 ketua DPD se-Sumsel.

"Selanjutnya kami menyampaikan bahwa kami bersama 11 ketua DPD lainnya belum bisa menerima surat keputusan DPP mengenai pemberhentian ustadz Erza Saladin selaku ketua DPW PKS Sumsel," katanya sebagaimana dikutip, Jumat (6/4/2018).

Pemecatan juga dialami pimpinan DPW PKS Jawa Tengah, Kamal Fauzi. Pemecaran dilakukan sehari jelang penutupan pendaftaran Pilgub Jateng hingga mengejutkan kader di daerah.

Sebab, Kamal dikenal sebagai pemimpin yang tidak pernah bermanuver aneh-aneh. Kamal pun menolak permintaan tersebut, karena ia dipilih Majelis Syuro.

Pemecatan kader di daerah itu pun disinyalir terkait proses pemilihan 9 calon presiden yang akan diajukan PKS pada Pilpres 2019. Kader yang berseberangan pun diberangus.

Sementara Fahri Hamzah mencium adanya upaya memberangus loyalis Anis Matta di PKS dari pemecatan yang dilakukan DPP terhadap kader yang dianggap memiliki kedekatan dengan mantan Presiden PKS itu. Ia pun tak heran bila kini para kader tersebut bergolak.

"Ada pembersihan tapi begitu. Metodenya enggak terbuka. Jadi orang dipecat gitu. Habis dipecat orang datang, (bertanya) salah saya apa?. Dia bilang,' oh enggak ada salah, itu tour of duty saja," katanya Fahri kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

(Baca Juga: Interogasi Belum Selesai, Polisi Segera Panggil Kembali Presiden PKS)

Fahri menilai, pemecatan yang dilakukan terhadap kader tersebut tidak sesuai mekanisme karena dilakukan dengan instruksi DPP. Padahal, harusnya tidak demikian melainkan mesti ditanya terlebih dahulu masalahnya apa, karena itu ada grupnya masing-masing.

"Itu yang namanya usroh halaqoh. Itu kan harus difungsikan," tuturnya.

Di PKS, sambung Fahri, ada kekacauan karena tidak menegakan mekanisme partai dan terjadi benturan antara patuh ada aturan partai atau pada pimpinan. Baiknya, ujar Fahri, adalah patuh terhadap aturan AD/ART, karena itu adalah pegangan dalam berorganisasi.

"Kalau sekarang ini kan, kelihatan ketemu saya dipecat. Kelihatan mendengarkan ceramah Anis diam-diam dipecat. Lah, itu kan kacau dong. Kalau dia bilang itu menciptakan dualisme kepemimpinan, matahari, loh bagaimana. Masak orang seperti saya itu dilarang ngomong," pungkasnya. (ari)

(amr)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...