:strip_icc():format(jpeg):watermark(liputan6-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,-0,0,0)/liputan6-media-production/medias/2020646/original/049786900_1521696690-WhatsApp_Image_2018-03-21_at_15.35.43.jpeg)
Awal kegiatan, diisi dengan menjelajahi tempat-tempat angker di Semarang seperti Kota Lama, Lawang Sewu, area Hutan Tinjomoyo, Kawasan Puri Maerokoco, Gombel dan lainnya. Lama-lama banyak masyarakat diluar komunitas yang ingin terlibat.
"Hampir semua televisi, cetak, dan media online lokal pernah terlibat," kata Pamuji.
Makin lama, area penjelajahan makin meluas. Kini bukan lagi Semarang. Diawali dari menjelajahi tempat angker di dalam provinsi, kini sudah lintas benua. Mulai Malaysia, Jepang, Korea, Thailand, Cina, Australia bahkan Amerika.
Dari penjelajahan yang luas itu, didapat benda-benda aneh yang dianggap bertuah atau ada penunggunya. Pamuji dan komunitasnya juga mulai bisa memetakan karakter angker di berbagai daerah yang dikunjungi.
"Karakter mistis di Indonesia itu hampir sama. Bahkan juga di Asia. Beda kalau sudah lintas benua seperti Eropa atau Amerika. Mereka tidak tahu pocong itu apa, genderuwo itu jenis apa. Jadi mereka tidak punya memori takut tentang itu," kata Pamuji.
Sementara itu koleksi benda-benda mistis yang ada di markas Semarangker, mayoritas ditemukan saat penjelajahan. Namun ada pula yang tiba-tiba sudah berada di rumah itu.
"Kantung Semar, misalnya. Kami punya itu. Kata orang, jika punya itu bisa berpindah-pindah kemanapun. Tapi disini ya biasa aja, nggak ada yang istimewa," kata Pamuji.
No comments:
Post a Comment