JAKARTA - Presenter asal Korea Selatan, Lee Jeong Hoonmengaku kesal dengan komentar-komentar pedas yang dialamatkan netizen ke akun Instagram pribadinya.
Lee menjelaskan, tak sedikit netizen yang mengklaim anak yang dikandung sang istri, Moa, sebagai anak haram. Hal itu, menurut lelaki 31 tahun tersebut kerap memicu kemarahannya.
Baca juga: Merasa Difiitnah, Lee Jeong Hoon Sebut Angela Lee Mantan Sahabat
"Sebetulnya kalau mau menjelekkan saya atau Moa tak masalah. Tapi, jangan ke anak. Istri sedang hamil, jadi tolong jangan dikomentari yang aneh-aneh. Kalau bisa didoakan. Kalau enggak suka ya tak usah dilihat gitu," ujarnya saat ditemui di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Lee menambahkan, yang terpenting baginya saat ini adalah dia dan Moa saling mencintai dan bahagia dengan pernikahan mereka.
"Berharap Tuhan memberikan kami anak yang lucu. Juga semoga anak-anak Moa bisa menerima saya seperti ayah kandung mereka sendiri. Jadi komentar aneh tentang saya dan istri tak terlalu penting juga," imbuhnya.
(Lee Jeong Hoon dan sang istri, Moa. Foto: Okezone/Annisa)
Lebih lanjut Lee mengaku, sempat ingin membawa para netizen nyinyir tersebut ke muka hukum. Namun ketika dia berniat melakukannya, orang yang bersangkutan telah meminta maaf. Enggan mendendam, Lee pun memaafkan mereka.
"Beberapa kali, saya coba untuk mencari orangnya. Tapi akhirnya, dia sudah minta maaf duluan lewat video. Jadi saya bilang, 'Lain kali tolong jangan begitu' dan case closed."
Seperti diketahui, rumor negatif terus mencuat sejak kabar kehamilan Moa tersebar ke publik. Pasalnya, Lee dan Moa diketahui menggelar pernikahan pada Desember 2017. Sementara saat ini, usia kandungan Moa sudah memasuki 7 bulan.
Baca juga: Seksinya Istri Lee Jeong Hoon saat Jalani Foto Maternity
Kondisi itu, kemudian membuat netizen menuding Moa telah hamil sebelum menikah. Namun, hal itu segera ditepis oleh Lee Jeong Hoon.
Secara tegas Lee mengatakan, bahwa dirinya dan sang istri telah menikah secara agama, pada Juni 2017. Namun mereka baru menggelar resepsi pernikahan enam bulan kemudian.
(SIS)
No comments:
Post a Comment