
PALEMBANG – Meninggalnya tokoh masyarakat Tangga Buntung, M Rifai alias Mat Ijah alias Aak alias Kak Cik alias Abah Cik (60), mengejutkan banyak pihak. Sebab, sebelum ajal menjemputnya, Senin (25/12) sekitar pukul 23.00 WIB, dia terbilang tidak mengidap penyakit yang serius.
Kerabatnya yang ditemui saat pemakaman di TPU Kandang Kawat Jl Bukit Lama, siang kemarin (26/12), Firdaus, mengatakan malam itu almarhum hanya mengeluh sakit di bagian dada. "Waktu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, Tuhan berkehendak lain. Almarhum meninggal dunia," tuturnya.
Dari rumah duka di Jl Kadir TKR, Lr Sailun, 36 Ilir, Gandus, jenazah almarhum dibawa ke TPU dengan cara dipanggul secara bergantian. "Banyak yang ikut mengantar ke pemakaman, mungkin sampai ribuan. Tidak menyangka yang hadir sangat banyak," tuturnya.
Senada dikatakan koleganya, H Samsu Rizal alias Atai. Dia terakhir bertemu almarhum, empat hari lalu. Menurutnya Mat Ijah memang terlihat agak lesu. "Tapi dio idak ngomong kalo sakit. Katek pulo pesan-pesan apo omongannyo yang aneh-aneh, biaso bae," kenang Atai, saat dihubungi tadi malam.
Bagi pria kelahiran 1953 itu, Mat Ijah sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. "Banyak kenangan dengan Mat Ijah, dak biso disebutke lagi. Tadi (kemarin, red) aku melayat dari rumah duka, sampe penguburan selesai," pungkasnya.
Sementara tetangga almarhum, Agus, menyebut meski dikenal sebagai preman, di kampung almarhum dikenal cukup ramah dan suka menolong. "Tidak sedikit yang bisa bekerja karena ditolongnya. Kita tidak melihat masa lalunya, tapi kita menganggap Abah ini orang baik," ucapnya. (afi/air/ce2)
No comments:
Post a Comment