Monday, December 4, 2017

3 Kisah Aneh Saat Gunung Api di Indonesia Meletus

Petir vulkanik Gunung Kelud (Twitter)

Buat warga di sekitar Gunung Kelud, Wage bukan hari pasaran biasa. Dalam ingatan mereka, Wage merupakan saat bagi Kelud untuk meletus.

Ingat lagi letusan terakhir pada Kamis 13 Februari 2014 malam. Hanya berselang kurang dari 2 jam dari peningkatan status itu, Kelud pun benar-benar meletus pada pukul 22.59 WIB.

Hitungan Jawa menetapkan pergantian hari pada waktu sore, usai magrib. Sehingga Gunung Kelud meletus bertepatan pada Jumat Wage.

Gunung Kelud meletus antara lain pada 1966, 1955, 1990, dan 2007. Semua terjadi pada hari pasaran Wage.

Pada 1990, misalnya, letusan terdahsyat Kelud terjadi 10 Februari. Letusan berlangsung selama 45 hari. 10 Februari jatuh pada Sabtu Wage.

Niscaya tak ada penjelasan rasional mengapa Kelud selalu meletus pada Wage. Hanya ada penjelasan beraroma mistis. Menurut mitos yang diceritakan secara turun-temurun, pasaran Wage berkaitan erat dengan cerita keris sakti Mpu Gandring.

Konon, keris sakti pada zaman Singasari itu dikubur di dasar Kelud pada hari pasaran Wage. Keris tersebut mempunyai aura jahat, memicu banjir darah di mana-mana.

Namun, sesaat sebelum keris ditanam, langit tiba-tiba gelap. Petir menyambar-nyambar di langit, tetapi tak turun hujan. Tanah bergolak seperti hendak runtuh. Di tengah-tengah itu semua, keris Mpu Gandring mengucapkan kutukan akan keluar dari kawah dan menebar petaka.

Sisi mistis Kelud kian berwarna dengan kehadiran juru kuncinya, Mbah Ronggo. Ia mulai dikenal warga luar Kelud saat menolak mengungsi pada 2007. Padahal, Kelud sudah 'bergolak'.

Karena ia bertahan, sejumlah warga mengikuti jejaknya. "Kalau disuruh tanggung jawab orang kena lontaran batu dan hujan abu, tentu saya tidak bersedia. Karena itu itu, saya tidak pernah meminta warga untuk tidak mengungsi," kata pria berusia sekitar 70 tahun ini.

Namun, akhirnya, aparat setempat mengungsikan paksa Mbah Ronggo agar warga lain patuh mengungsi. Sebab Kelud sudah di ambang meletus.

Mbah Ronggo ditetapkan sebagai juru kunci Kelud sejak Pemkab Kediri menggelar larung sesaji di kawah Kelud pada 2005. Pihak yang mengangkat dia sebagai juru kunci bukan Pemkab Kediri, melainkan 42 sesepuh Desa Sugihwaras, tempat tinggalnya.

Dunia mistis dan rasional hidup berdampingan. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono menyadari hal tersebut.

"Saya anggap, masyarakat punya cara atau kepercayaan sendiri, kami juga punya cara sendiri. Silakan saja bila masyarakat percaya akan hal itu, saya tidak campur tangan," katanya saat dihubungi Liputan6.com.

Surono menyatakan menghormati kearifan lokal di wilayah masing-masing. "Namun, kalau dia (juru kunci gunung) misalnya merasa punya kekuatan sendiri atau punya kekuatan lebih, saya tidak respek. Itu suatu kesombongan," ucap Surono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...