Thursday, November 2, 2017

Studi Pecahkan Mitos Anak Tunggal yang Aneh dan Kesepian

Gagasan bahwa anak tunggal adalah hal yang kurang baik bermula 125 tahun yang lalu oleh Granville Stanley Hall, seorang peneliti dalam studi anak-anak.

Dalam penelitan Hall pada 1896 tentang 'Of Peculiar and Exceptional Children', Hall menyimpulkan anak tunggal adalah orang yang sangat aneh.

"Deskripsi Hall berupa jadi mitos yang berkepanjangan sehingga ia menyebut bahwa anak tunggal adalah penyakit," klaim Hall seperti ditulis oleh Lauren Sandler penulis dari One and Only: The Freedom of Having an Only Child, and the Joys of Being One.

Padahal, banyak bukti lain yang menunjukkan bahwa anak tunggal adalah 'si kesepian' itu adalah salah.

Hal itu diungkapkan oleh Toni Falbo, seorang profesor psikologi pendidikan di University of Texas, Austin dan peneliti metodologis Denise Polit. Mereka melakukan penelitian dengan melihat kecerdasan dan kepribadian anak tunggal.

Keduanya menemukan bahwa anak tunggal bersama dengan anak sulung dan orang-orang yang memiliki satu saudara, memiliki IQ tinggi dan memiliki pencapaian lebih banyak, tetapi tidak sangat berbeda kepribadiannya.

Jiang dan asisten penulisnya memperkirakan beberapa alasan dari temuan mereka.

Kreativitas-didefinisikan sebagai ide-ide asli yang memiliki nilai — sangat dipengaruhi oleh segala sesuatu dari struktur keluarga dan pandangan orangtua, dari interaksi hingga harapan.

Orangtua anak tunggal dapat berinteraksi lebih baik dengan anak-anak mereka, dan mencari lebih banyak kesempatan untuk memperluas kreativitas anak-anak mereka.

Orangtua juga memiliki harapan yang tinggi dari anak tunggal, atau mereka mungkin memberikan keluwesan terhadap anak tunggal untuk hidup mandiri, dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa kemerdekaan si anak tunggal menumbuhkan kreativitas.

Mark Runco, editor Creativity Research Journal dan peneliti dari American Institute for Behavioral Research & Technology, memuji penelitan Jiang namun dengan beberapa catatan.

Ilustrasi

Runco mencatat bahwa Jiang dan timnya berfokus pada fleksibilitas. Salah satu dari tiga pengukuran kreativitas yang digunakan oleh Jiang adalah tes Torrance. Dua lainnya adalah orisinalitas (nomor unik atau ide baru yang dimiliki seseorang) dan kelancaran (betapa mudahnya orang dapat bergerak di antara mereka).

"Fleksibilitas memang penting tetapi tidak sama pentingnya untuk kreativitas sebagai orisinalitas," katanya. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai orisinalitas.

Ia juga mengatakan bahwa seperti tes IQ, tes kreativitas bukanlah alat ukur yang sempurna dari apa yang dilakukan.

"Anda melihat kinerja pada tes dan itu bukan indikasi sempurna tentang apa yang orang dapat atau akan lakukan (dalam kehidupan nyata)," katanya.

Kreativitas melibatkan spontanitas dan motivasi dasar — hal-hal yang sedikit sulit untuk dinilai hanya dalam tes.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...