Dirimu memang nyentrik, kadang aneh dan memang aneh. Pasang badan dengan First Travel. Menghardik pemerintah bertanggungjawab atas nasabah perusahaan travel tersebut, Hehehe...

Selang beberapa hari, Ente mundur dengan alasan tidak dibayar karena merasa dirimu adalah lawyer profesional. Contoh dong Hotman Paris, dia tidak dibayar dampingi Syahrini.

Saya suka dengan gaya ceplas-ceplosmu walau kadang di luar nalar. Gelar doktor dan master mungkin belum cukup membangun nalar dan akal budimu, perlu gelar jagoan, gelar demonstan, gelar ulama mungkin. Kata tetangga saya yang juga seorang muslim, yah sudah gelar segudang, bicara kekpreman tak ada lapak.

Memang dirimu masih perlu panggung mungkin atau ada niatmu mengganti posisi Habieb Rizieq yang entah dimana sekarang. Kalau ada niatmu boleh saja, dan itu sah, karena ada analoginya. Rizieq juga pernah berujar, kalau lahir siapa bidannya, Hehehe.... Seolah-olah rasional, tapi substansinya adalah benci.

Dirimu Eggi, sudah bergelut di organisasi mahasiswa besar di Indonesia, yang pendirinya pun orang Batak, tokohnya pun ada orang Batak, jadi taulah perilaku orang Batak. Ente jual kami beli, Ente keras kami besi. Kami tak banyak bacot, nyinyir dan nyeleneh, karena kami terdidik sportif.

Saat dirimu bicara konsep Ketuhanan agama kami, Ente masuk ke wilayah yang sangat sensitif. Konsep Ketuhanan di manapun tidak bisa ditelaah hanya secara akademis, ada kredo di sana, ada iman. Makanya seniormu Pak Nurcholis Madjid bilang, ada kemutlakan di sana. Bagaimana dengan hal-hal yang tidak mutlak (ilmu) mengurai yang mutlak. Itu seniormu yang bilang, bukan saya.

Atau mungkin Ente hanya mau bikin gaduh untuk membarter kasusmu yang sedang diadukan Kodam Brawijaya. Atau sedang membangun suasana playing victim karena sadar akan terseret kasus Saracen. Terlalu banyak jejak kotor dalam langkahmu, jadi tidak pas lah bicara Tuhan Agama orang lain.

So, apa yang Ente cari? Gak taulah, cuma Ente yang tahu. Yang jelas karena dirimu, saya atau kami jadi beruntung. Kami jadi me-refresh ulang untuk makin memahami Trinitatis. Kami makin mendalami agama kami dan makin percaya bahwa di dunia ini banyak hantu-hantu gentayangan.

Eggi, kalau ada yang kurang lebih mohon dimaafkan, itu mungkin karena saya kurang paham. Anda tuntut soor kali awak, hehehe...

Penulis: Jen Maro