
JAKARTA - Materi es di luar angkasa bisa berperilaku seperti cairan pada suhu rendah dan di bawah sinar ultraviolet (UV), seperti yang dijelaskan dalam penelitian baru.
Gas dan es raksasa yang berputar mengelilingi matahari diperkirakan diciptakan dari es yang didominasi air, dan perilaku yang diamati dalam studi baru ini memberikan skenario mengenai kemungkinan itu terjadi.
Menurut para peneliti dari Universitas Hokkaido di Jepang, ketika kondisi ruang tepat, jenis es tertentu ini bisa menarik dan menahan debu serta puing, melalui reaksi berantai yang berakhir seperti Jupiter.
"Es seperti cairan, bisa membantu debu menempel ke planet karena cairan bisa bertindak sebagai lem. Namun, percobaan lebih lanjut diperlukan untuk memahami sifat material es seperti cairan," kata pemimpin peneliti Shogo Tachibana yang dikutip dari Science Alert, Minggu (1/10/2017).
Untuk meniru kondisi antar bintang, Tachibana dan koleganya menyemprotkan campuran air, metanol, dan amonia ke substrat, mendinginkannya hingga antara -263 derajat celsius hingga -258 derajat celsius, dan menyemprotnya dalam sinar UV.
Setelah es terbentuk, para ilmuwan perlahan menaikkan suhu dan mengamati di bawah mikroskop. Pada suhu antara -210 derajat selsius hingga -120 derajat selsius, ia menggelembung seperti air mendidih, dengan viskositas yang serupa dengan madu.
Berdasarkan molekul hidrogen yang diamati di dalam gas, para peneliti berpikir bahwa reaksi itu disebabkan oleh metanol dan amonia yang dipecah dengan penyinaran UV.
Seiring dengan hidrogen yang disusun kembali, viskositas es diturunkan pada waktu bersamaan. Semua itu artinya es menggelegak ini bisa menyambar debu luar angkasa saat tata surya ini terbentuk, dengan cepat membentuk planet dari cakram protoplanet yang mengelilingi matahari baru karena bintang itu menyinari radiasi UV.
Tes lanjutan yang menggunakan air murni juga menunjukkan perilaku seperti cairan terjadi saat sinar UV diterapkan pada suhu yang sangat rendah.
Namun, gelembung lebih sedikit muncul di es dengan kadar air lebih tinggi, dan saat sinar UV dibawa pergi, gelembung berhenti sama sekali.
Di samping itu, para peneliti mengatakan bahwa reaksi yang sama juga bisa bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang tepat bagi molekul organik untuk terbentuk, blok bangunan pertama yang dibutuhkan untuk memulai kehidupan.
Meski ini baru awal, namun tes itu bisa menunjukkan salah satu reaksi kimia terpenting untuk pembentukan planet dan kehidupan di luar angkasa.
"Pembentukan molekul organik, termasuk yang prebiotik, bisa terjadi secara efisien di lingkungan yang sangat dingin," kata Tachibana.
(din)
No comments:
Post a Comment