Thursday, August 3, 2017

Aneh, Atlet Paralayang Terbang dengan Motor Trail ini Terinspirasi dari Virgoun

BERANI BEDA: Taufiq mempersiapkan diri dengan motor trailnya sebelum terbang, Minggu (30/7)

Bagi Taufiq, sosok Virgoun, salah satu artis ibu kota, bukan sekadar penyanyi, tapi juga inspirator. Sebab, atlet paralayang 40 tahun ini berani terbang dengan membawa motor trail setelah terbang bersama pelantun lagu Surat Cinta untuk Starla tersebut.

Ratusan orang tampak berebut foto dengan objek atlet paralayang yang sedang terbang dengan membawa motor trail di pendaratan paralayang, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Minggu lalu (30/7). Tepatnya, saat jarak atlet dari tempat pendaratan masih sekitar 25 meter.

Begitu mendarat dengan sempurna, mereka tak hanya minta foto bersama dengan sang atlet, tapi juga mengucapkan selamat. Dia adalah Taufiq, atlet paralayang Kota Batu yang terbang dengan motor trail dalam acara Batu International Tourism Paragliding Festival 29–30 Juli 2017 lalu.

Ditemui di ruang tamu kantor Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Komplek Balai Kota Among Tani, Jalan Panglima Sudirman, pria kelahiran 12 April 1977 ini bercerita, sejak tahun 2009 silam dia sudah menjadi atlet paralayang Kota Batu. Hingga kemarin, dia sudah mengumpulkan sekitar 10 piala dari berbagai kejuaraan tingkat nasional.

Namun, terbang dengan membawa motor trail adalah hal yang kali pertama dilakukannya. Pada Selasa (25/7), dia melakukan gladi bersih. Dan Minggu lalu, akhirnya dia terbang dengan motor trail. "Itu pengalaman pertama kali, dan bersyukur bisa lancar," kata pria yang juga staf Disparta Kota Batu ini kemarin (2/8).

Keberaniannya membawa terbang motor trail muncul setelah mengajak artis ibu kota, Virgoun, terbang tandem beberapa hari lalu. Sebab, berat Virgoun mencapai sekitar 110 kilogram. Sementara itu, berat badannya sekitar 60 kilogram. Artinya, saat itu dia terbang dengan jumlah berat mencapai 170 kilogram.

Padahal, beban maksimal muatan satu parasut sekitar 90 kilogram. "Tapi, waktu bawa Virgoun (terbang) itu bisa berjalan dengan sempurna. Akhirnya penasaran untuk nyoba pakai trail (yang beratnya sekitar 130 kilogram, Red)," terangnya.

Tak hanya itu, Taufiq juga belajar dari YouTube. Di luar negeri, beberapa altet paralayang juga melakukan hal yang tak jauh berbeda dengannya. Seperti di Swiss, seorang altet juga sukses membawa terbang Harley Davidson.

Alasan memilih motor trail, dia mengaku karena juga hobi olahraga trail. "Sejak tahun 2014 lalu suka nge-trail," ungkap suami Wenny Desy Iriana ini.

Dia mengaku, kesulitan yang dialaminya hanya saat akan terbang (take off) di Gunung Banyak. Saat itu, mesin motor trail yang digunakan dalam kondisi mati. Sehingga, dia harus dibantu 10 teman untuk mengembangkan parasut sebelum terbang. "Kalau pendaratannya relatif tidak ada kendala. Makasi juga untuk teman-teman yang sudah bantu," ujarnya.

Ke depan, dia berharap atlet paralayang Kota Batu tak takut mencoba hal-hal baru. Sehingga, hal-hal tersebut bisa menjadi hiburan alternatif bagi wisatawan. "Harapannya, atlet paralayang Batu nggak takut mencoba," harap pria yang tinggal di Jalan Diponegoro, RT 03 RW 11, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, ini.

Pewarta: Dian Kristiana
Penyunting: im N
Copy Editor: Arief Rohman
Fotografer: Rubianto

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...