TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Perupa asal Yogyakarta, Tini Jameen bikin heboh. Dia menulis di laman Facebooknya yang membikin orang merinding.
Begini tulisannya, "Ndasari lukisan semalam jam 00.01.....muncul figur tak diundang... kwkwkwkw."
Tulisan itu disertai postingan gambar sosok seseorang yang lagi melirik. Siapa dia? Apakah sosok misterius yang muncul di kanvasnya itu pria atau wanita, Tini Jameen sendiri mengaku tidak tahu.
Sontak sejumlah rekan-rekannya berkomentar di laman Facebooknya. "...alam bawah sadar emang keren... Pengolahan rasanya. ...luar biasa .. ?" tulis Solih Warisman.
Seorang rekannya yang lain malah menghiburnya. "Ra po2.. Santai jaaa.." tulis Christine Francisca Raphaelle.
Sebaliknya, Ari Lancor, netizen lainnya malah memberikan spirit. "Siap ne kanvas kosong maneh mbak."
Lantaran ketakutan, Tini Jameeen akhirnya tidak jadi meneruskan lukisannya. "Sejak kecil saya sering melihat makhluk-makhluk yang lucu yang orang lain tidak pernah melihat. Buatku sih lucu bukan seram karena bentuknya yang aneh. Tapi yang kemarin bentuknya kayak manusia, membuat saya takut. Sosok yang muncul itu akhirnya sudah saya tutup. Saya timpa dengan cat. ," katanya.
Jacky Kussoy, seorang mantan wartawan budaya yang selama ini dekat dengan para pelukis mengatakan, biasanya seorang pelukis yang hendak melahirkan hasil karyanya, selalu memiliki konsep yang jelas.
"Apapun jenis lukisannya, biasanya mereka memiliki konsep yang jelas. Nah, dalam kasus seperti ini muncul makhluk astral dan lain sebagainya, secara empirik saya belum pernah menemui hal seperti itu," tuturnya.
Tini Jammen dikenal sebagai perupa di Yogyakarta. Ia lahir di Lumajang, Jawa Timur.
Tanggal 20 Februari lalu ia menggelar pameran di Balai Budaya Jakarta bersama para pelukis lainnya.
Ia dibesarkan dari keluarga seniman. Sang ayah selain terjun di dunia musik, juga piawai dalam melukis.
Sebelumnya, Tini Jameen bersama 15 perupa dari berbagai daerah diantaranya Yogyakarta, Bali, Surabaya, Jakarta dan Bekasi, Senin (20/2/2007) lalu menggelar hasil karyanya di Balai Budaya Jakarta.
Tema pameran ketika itu 'Multiplicity of Art', keberagaman seni dari para perupa. Mereka menyatukan diri dari berbagai warna atau berbagai macam gaya lukisan.
No comments:
Post a Comment