Friday, March 10, 2017

Ngidam Karena Perubahan Mood

HAMPIR semua ibu hamil mengalami ngidam. Itupula yang dirasakan, Santi (35), ibu rumah tangga yang kini tengah mengandung lima bulan anak kedua. "Pernah tengah malam tiba-tiba bangun tidur ingin makan buah semangka," ujarnya, kepada Sumatera Ekspres, kemarin.
Untungnya, kata dia, suami memahami keinginannya dengan mencari semangka ke pasar malam yang kebetulan tak jauh dari rumahnya. Tapi, ketika semangka itu sudah ada, keinginan makannya justru hanya sedikit. "Suami sempat sebel. Dikiranya saya bakal lahap, ternyata saya cuma ingin mencicipi saja," katanya tersenyum.
Menurut dr Oriza SpOG dari Rumah Sakit (RS) Hermina Palembang, istilah ngidam sudah tak asing lagi bagi orang Indonesia, khususnya ibu hamil (bumil). Ngidam diidentikan dengan tingkah laku sang ibu yang menginginkan sesuatu secara tiba-tiba, bahkan kadang aneh dan timbul disaat yang kadang tidak terduga. Baik itu ngidam makanan maupun melakukan sesuatu.
"Ngidam itu sebenarnya perubahan mood si ibu karena adanya perubahan hormon. Jadi timbul selera yang aneh, seperti ingin makan yang aneh-aneh. Itu yang sering disebut ngidam," bebernya. Tapi sebenarnya, lanjut dia, kadang ngidam sang ibu bukan karena benar-benar butuh dengan apa yang diinginkan. "Itu tadi, lebih kepada perubahan mood si bumil," katanya.
Perubahan hormon itu akan meningkat seringnya berkembangnya kehamilan. Sama halnya seperti saat wanita mengalami pre menstruasi syndrome (PMS) atau jelang menstruasi, beberapa wanita ada yang mau marah saja, ada juga yang mau makan saja. Pada wanita, perubahan hormon memang sering terjadi dan kadang agak menganggu. "Pada tipikal orang yang cenderung stabil dengan lingkungan yang stabil, ngidamnya juga tidak terlalu berlebihan. Yang jelas ngidam itu bawaan dari kepribadian masing-masing bumil," katanya.
Diketahui, aktifnya hormon-hormon selama masa kehamilan salah satunya karena kadar progesteron. Naiknya kadar hormon ini akan berpengaruh pada fungsi dan metabolisme tubuh. "Salah satunya pada organ pencernaan dan produksi air liur," terangnya.
Nah, ada juga yang menyebut ngidam bisa dirasakan suami. Hal itu lebih kepada rasa empati dan simpati suami terhadap apa yang dirasakan istrinya. Diakuinya, ngidam pada bumil bisa diabaikan, bila kondisi bumil dalam keadaan stabil.
Namun, kadang saat hamil peningkatan hormon yang terjadi sangat mempengaruhi. Kadang juga timbul rasa tidak percaya diri, mungkin karena bentuk tubuh yang berubah atau keadaan baru yang menjadikannya seorang ibu. "Perubahan 180 derajat itu sering menimbulkan perubahan emosional dan memicu pemikiran tertentu," bebernya.
Selain itu, kata dia, beberapa masyarakat berpendapat bila ngidam sang bumil tidak diikuti bisa berdampak pada bayinya kelak. Seperti bayinya akan mengeluarkan air liur alias ngeces. Sebenarnya tidak ada hubungan sering ngeces-nya sang bayi karena ngidam sang ibu di masa kehamilan. "Ngeces itu memang fase normal sang bayi untuk mengeluarkan liur," terangnya. (qiw/fad)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...