
editor : Arhab
INIPASTI.COM – Semenjak malam hari penyerbuan itu wajah Ouwyang Tek kelihatan muram dan sayu mencerminkan kekecewaan dan kedukaan besar. Namun mulutnya tidak mengeluh, tidak pernah mengeluarkan kata-kata yaag menunjukkan hati yang patah! Sebaliknya Ci Sian juga tampak berduka dan setiap kali memandang wajah teman seperjuangan ini, matanya menjadi merah. Betapa tidak akan duka hatinya karena sesungguhnya ia juga mencintai pemuda ini, namun perasaan cinta kasih ini ia selimuti dengan pendapat pikiran bahwa tidak mungkin ia menjadi isteri orang lain kecuali Yu Lee ! Karena kedua orang ini adalah orang orang pendiam, maka mereka itu menahan derita korban asmara gagal ini di dalam batin saja.
Berbeda keadaan mereka dengan Gui Siong dan Tan Li Ceng. Beberapa hari setelah penyerbuan yang berhasil itu, pada malam harinya yang terang benderang karena bulan purnama muncul sejak sore, kebetulan Gui Siong dan Li Ceng berada berdua saja di dalam hutan yang menjadi tempat persembunyian mereka. Hampir semua pasukan sudah beristirahat, kecuali mereka yang menjaga, dan kedua orang muda yang bertugas mengawasi penjagaan ini bertemu di bagian yang terbuka sehingga sinar bulan sepenuhnya menyinari mereka "Adik Li Ceng, ada satu hal yang sudah lama sekali menjadi ganjalan di hatiku, namun sampai kini belum jua dapat kukeluarkan dari mulut ……"
"Hi, hik, kau aneh sekali, Siong koko (kakak Siong)!" Li Ceng tertawa menutupi bibir nya. Biarpun ia tetap berpakaian pria, namun kadang kadang muncul juga sifat genit kewanitaannya yang wajar, "Kalau ada ganjalan hati, kenapa tidak lekas dikeluarkan? Ayahku seorang ahli obat dan pernah bilang bahwa ganjalan hati dapat merusak jantung dan paru paru. Kalau dibiarkan berlarut larut menimbulkan racun mengamuk dalam dada. Apa sih ganjalan hatimu, koko?"
"Aku khawatir akan ada orang yang marah bssar kalau sampai aku berani mengatakan ganjalan ini, Ceng moi…."
Li Ceng memandang, dengan mata bening terbelalak, alis hitam panjang terangkat, Gui Siong terpesona. Betapa cantiknya gadis ini kalau sudah memandangnya seperti itu, ia tidak percaya kepada kekuatan sendiri dan cepat cepat mengalihkan pandangan, kini ia menengadah menatap bulan.
"Aìihh, engkau lucu dan aneh. Siapakah orangnya yang akan marah marah?"
"Engkaulah orangnya."
"Eh, eh! Jangan bergurau, Siong ko! Mengapa aku harus marah? "
Tanpa mengalihkan pandang matanya dari bulan, Gui Siong berkata perlahan. "Benarkah engkau tidak akan marah, moi moi? "
"Tidak. Mengapa harus marah? Aku berjanji takkan marah. Apa sih ganjalan aneh itu? "
"Biarlah aku berterus terang, memang tidak baik menyimpan ganjalan hati, moi moi, dan kaupun boleh marah padaku, memang aku yang tak tahu diri. Moi moi… semenjak pertemuan kita setahun lebih yang lalu, ketika menyerbu Istana Air sarang iblis betina Dewi Suling dan gurunya. Aku……. aku…. telah cinta kepadamu, Li Ceng. Bahkan suhu sendiri mengusulkan agar aku dan suheng dapat berjodoh dengan engkau dan sucimu. Li Ceng, aku cinta padamu…! Nah, inilah ganjalan hatiku…"
Bersambung…
No comments:
Post a Comment