Wednesday, October 19, 2016

Mensos: Aneh, Korban Penggandaan Uang Justru Warga Kelas Menengah dan Atas

Mensos: Aneh, Korban Penggandaan Uang Justru Warga Kelas Menengah dan Atas

Mensteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri kegiatan di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Kukusan, Beji, Depok, Rabu (19/10/2016). INFONITAS.COM/APRIYADI HIDAYAT

Masyarakat miskin justru lebih rasional dalam mencari uang. Mereka harus bekerja keras untuk menghasilkan uang yang cukup.

DEPOK – Fenomena penipuan dengan modus penggandaan uang makin marak di masyarakat. Ironisnya, di era modern seperti saat ini justru korbannya tak pernah habis. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun mengaku heran dengan fenomena tersebut.

"Saya heran kasus itu terus ada dan tidak ada habisnya. Korbannya pun terus bermunculan," ungkap Khofifah di sela menghadiri kegiatan di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Kukusan, Beji, Depok, Rabu (19/10/2016).

Menurutnya, yang lebih mengherankan lagi adalah fenomena yang menawarkan kekayaan secara instan tanpa kerja keras itu justru lebih banyak menarik korban dari warga kelas menengah bahkan atas. "Yang tergoda justru masyarakat menengah bahkan kelas atas. Ini fenomena baru. Sebenarnya mereka itu bukan kekurangan," tandasnya.

Masyarakat menengah bawah, menurut Khofifah, justru lebih berpikir rasional. "Saya kan orangnya suka jalan, saya temui warga Program Keluarga Harapan. Mereka memang sangat butuh uang untuk keperluan sehari-hari, tapi saat saya goda tawarkan soal penggandaan uang, mereka bilang tidak mau. Mereka tahu kalau yang cetak uang itu pemerintah, Bank Indonesia," beber dia.

Mengenai maraknya fenomena tersebut, Khofifah menjelaskan bahwa hal yang harus dibangun di tengah masyarakat adalah proses rasionalitas. "Yang dijanjikan sangat menggiurkan. Tanpa kerja keras, cukup bayar mahar, uang akan berlipat. Ini kan tidak rasional. Harus ada revolusi mental dan karakter," kata dia.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...