Tuesday, August 16, 2016

Psikolog: Perilaku Jessica Aneh

JAKARTA (BM) - Apabila perkara pembunuhan atas Wayan Mirna Salihin (27) ibarat sebuah film, sidang yang digelar di PN Jakarta Pusat (15/8), merupakan bagian anti klimaks.  

Pengunjung yang datang tidak sebanyak ketika sidang yang menghadirkan saksi ahli digital forensik Polri, AKBP Muhammad Nuh, Rabu (10/8) lalu.  Bahkan Edi Darmawan Salihin, ayahanda Mirna, baru datang pada pukul 12.10. Biasanya Edi datang lebih awal, bahkan sering datang sebelum sidang dimulai. 

Selain itu, anggota majelis hakim, Binsar Gultom, yang biasanya kritis, kali ini tidak banyak melontarkan pertanyaan kepada saksi atau menasihati jaksa maupun penasihat hukum. 

Sidang pada Senin kemarin itu dimulai sekitar pukul 10.00 dengan agenda mendengarkan kesaksian Antonia Ratih Andjayani, Ahli Psikokogi Klinis. Antonio lebih memberi kesaksian mengenai perilaku terdakwa Jessica Kumala Wongso dari sisi psikologis.

Seperti sidang pada Rabu pekan lalu, sidang pada Senin kemarin juga menayangkan rekaman CCTV di ruang sidang.  Dari tayangan itu, Antonia menjelaskan perilaku terdakwa berdasarkan analisis tayangan rekaman CCTV dan pengalamannya menjadi asisten pemeriksa kondisi psikologis terdakwa. 

"Itu perilaku yang aneh," jawab Antonia, menjawab jaksa penuntut umum yang menanyakan sikap terdakwa yang berdiam diri ketika menghadapi Mirna sedang sekarat. 

Sikap demikian, menurut dia, kecil kemungkinannya terjadi pada orang pada umumnya.  Biasanya orang akan spontan memberikan pertolongan, apalagi jika yang ada di hadapannya, adalah orang yang akrab dikenalnya.

"Dalam kasus ini, dia tampak tenang, karena empati Jessica tidak berkembang," jelasnya.

Berdasarkan analisis tayangan CCTV, Antonia menyatakan melihat kejanggalan atas perilaku terdakwa.  Kejanggalan itu di antaranya terdakwa menaruh beberapa tas kertas (paper bag) di atas meja.  "Pada umumnya, orang akan membersihkan meja jika akan menyambut tamu.  Bukan malah menaruh paper bag," katanya.

Kejanggalan lain berupa proses pemesanan kopi Vietnam, yaitu terdakwa membayar lunas terlebih dahulu sebelum pesanan diantar (closed bill).  Pada umumnya closed bill dilakukan setelah pertemuan, bukan sebelumnya.  "Apalagi temannya akan datang satu jam lagi," ujar Antonia yang telah 20 tahun menjadi psikolog.

Menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, dia menerangkan bahwa berdasarkan ilmu psikologi klinis dan pengalaman 20 tahun bergelut dalam bidang itu,Jessica adalah orang yang cerdas, tenang,  dan memiliki daya analisis kritis yang baik, dan pandai membaca situasi.

Antonio mengatakan, berdasarkan komunikasi antara Jessica dengan Mirna di media sosial (WhatsApp), terkesan Mirna menolak dipesankan minuman terlebih dulu. Tapi karena sudah telanjur dan mungkin merasa sayang, akhirnya Mirna menerima ide pemesanan di muka sebagaimana dilakukan Jesicca. "Ini jika kita berbicara kelaziman perilaku," katanya.

Psikolog modis ini juga menerangkan, berdasarkan analisis rekaman CCTV, sangat jelas jika Jesicca memanipulasi gelas kopi Vietnam yang pada akhirnya diminum Mirna. Juga tampak Jesicca menggeser-geser tas kertas dan memegang rambut berulangkali menandakan sebuah perilaku tidak lazim. "Di balik paper bag tidak tampak Jessica melakukan gerakan," kata Antonio.  (yok/nii) 

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...