POJOKJABAR.id, KARAWANG – Masa Orientasi Siswa (MOS) resmi dihapus menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sebagai upaya mengubah sistem perpeloncoan yang dinilai kurang baik.
Tradisi perpeloncoan mewajibkan para peserta didik baru untuk memakai atribut yang aneh-aneh, seperti pakai topi dari kertas atau bola, pakai tali plastik dan lain-lain. Namun, saat ini hal tersebut dinilai sudah tak bermanfaat. Siswa diarahkan untuk mengadakan kegiatan MOS yang lebih edukatif dan memberikan manfaat untuk siswa baru.
Pemerhati pendidikan Karawang, Wahyudi mengatakan, MOS masih layak diadakan di sekolah, hanya saja isi acaranya yang perlu diubah. Dia melihat, beberapa tahun kebelakang, MOS sering diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tak bermanfaat, kadang juga ada perpeloncoan.
"Siswa didandani dengan tak lazim, memakai atribut dari yang tak pantas, atau diberi tugas membawa makanan atau barang lainnya yang cukup menguras kantong," kat Wahyudi, Senin (18/7/2016).
Oleh karena itu, kata dia, di tahun ajaran baru saat ini, dia berharap, MOS lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih positif. Tak perlu lagi ada atribut aneh yang dikenakan oleh siswa baru.
"Biarkan saja siswa baru pakai atribut sewajarnya, tak perlu ada embel-embel yang gak jelas. Siswa baru harus dikenalkan pada lingkungan sekolah seperti struktur sekolah, aturan-aturan sekolah dan organisasi siswa. Beri motivasi belajar dan kiat-kiat sukses dalam belajar. Perlu juga disampaikan mengenai materi tentang kehidupan remaja dan hal-hal yang perlu dihindarinya. Terutama bagi siswa SMP, peralihan dari anak-anak ke remaja. Ini perlu bimbingan agar tak terjerumus pada kenakalan remaja," sarannya.
(izo/pojokjabar)
No comments:
Post a Comment