Wednesday, June 22, 2016

India DapatInvestment Grade dari S&P, Menkeu: Aneh Bin Ajaib

JAKARTA - Indonesia kembali gagal untuk memperoleh predikat investment grade dari Standard & Poor (S&P). Hal ini cukup mengecewakan mengingat saat ini pemerintah telah menerbitkan 12 paket kebijakan.

Namun, India berhasil mendapatkan predikat investment grade dari S&P. Hal ini pun cukup membuat Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menjadi heran mengingat defisit anggaran Indonesia jauh lebih baik dibangunkan dengan India.

"Indonesia defisit tahun lalu 2,52 persen. China defisit 2,75, India 7,1 persen dari GDP. Anehnya India dapat investment grade, aneh bin ajaib," kata Bambang dalam acara buka puasa bersama di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Menurut Bambang, pemerintah telah berupaya untuk menjaga defisit anggaran. Bahkan, defisit anggaran Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan beberapa negara maju lainnya. Sayangnya, Indonesia kembali gagal untuk memperoleh predikat investment grade.

[Baca juga: Defisit RI Lebih Rendah dari Negara Investment Grade]

"Malaysia 3,03 persen. Filipina hampir, Thailand surplus. Vietnam lebih tinggi 6,5 persen dari GDP. Brasil 10 persen defisit budget dari GDP. Meksiko lebih tinggi 4,07 persen," jelas Bambang.

"Untuk negara maju Prancis lebih tinggi 3,6 persen, Jerman surplus 0,64 persen, Jepang 5,2 persen, Amerika 3,7 persen dari GDP. Bayangkan Amerika dengan GDP-nya yang besar," imbuh Bambang.

Bahkan, dibandingkan dengan negara penghasil minyak, defisit anggaran Indonesia tahun lalu juga lebih baik. "Mesir 11,7 persen, Jordan 4 persen, Kuwait surplus, Oman 20 persen dari GDP, 16 persen dari GDP. Enggak gampang untuk surplus," jelas Bambang.

Untuk itu, sudah seharusnya Indonesia mendapatkan predikat investment grade apabila melihat keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan ekonomi dalam negeri. Kecilnya defisit anggaran seharusnya dapat menjadi nilai tambah bagi Indonesia.

"Jadi semua defisitnya lebih tinggi dari kita. Kita juga pengen surplus tapi karena keadaan ekonomi dunia (jadi lebih sulit)," tutup Bambang.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...