
MEDAN, WOL – Persoalan sengketa tanah seluas 2,3 hektar di lahan sekolah Cinta Budaya atau Chong Wen terus bergulir. Belum adanya kesepakatan antara pihak sekolah dan pemilik tanah membuat persoalan tersebut belum menemui titik terang.
Namun, setiap kunjungan ke sekolah Cinta Budaya yang dilakukan anggota dewan menuai tanda tanya publik. Pertanyaan publik muncul lantaran angggota dewan dari Fraksi PDIP saja.
Teranyar, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Trimedya Panjaitan, mengunjungi sekolah Cinta Budaya pada Selasa 17 Mei lalu.
Pada kunjungannya, Trimedya bahkan menuding hal yang cenderung tendensius. Dia menyebut pemilik tanah yakni, Mayjend (purn) TNI Burhanuddin Siagian, dimanfaatkan orang lain dalam permasalahan tanah tersebut.
Menanggapi hal itu, Burhanuddin mengatakan hingga kini baik pihak sekolah atau anggota dewan yang merupakan kader PDIP belum ada menghubungi dirinya terkait masalah sengketa tanah itu.
"Dari kemarin mereka selalu menuding yang aneh-aneh. Padahal pihak sekolah atau pun Trimedya Panjaitan dari Fraksi PDIP belum ada etikat baik dan komunikasi ke saya. Jadi kenapa langsung menuduh saya seperti itu. Itu kan pencemaran nama baik saya," ujar Burhanuddin di Medan, Senin (23/5).
Menurutnya, yang dituduhkan anggota dewan Trimedya Panjaitan tanpa bukti dan tendensius. Namun demikian, dirinya serahkan kepada masyarakat untuk menilai secara proposional.
"Itu jelas pencemaran nama baik. Saya dibilang digunakan orang lain dalam masalah tanah ini. Kalau memang ada, coba mereka buktikan. Etikat baik mereka saja hinggi kini tidak ada, malah menuduh saya yang aneh-aneh, emangnya siapa yang diperalat siapa?" tambahnya.
Kendati demikian, Burhanuddin masih tetap mengizinkan murid dari tingkat TK hingga SMA untuk bersekolah di lahan tanah miliknya.
"Saya dari kemarin sudah bilang, murid sekolah masih tetap bisa beraktifitas. Tolong dicatat sekali lagi oleh mereka, saya tidak mau karena permasalahan tanah, anak-anak jadi tidak bisa sekolah. Permasalahan tanah ini antara saya dengan pihak yayasan Cinta Budaya. Namun mereka hingga kini tidak ada etikad baik, malah memfitnah saya. Di sini jadi dilemakan," ujar pria yang pernah menjabat Pangdam I/BB ini.
Burhanuddin menambahkan, jika Trimedya Panjaitan dan kader PDIP lainnya hanya ingin melakukan pencitraan, sebaiknya diketahui dulu dengan jelas duduk permasalahannya. Sehingga tidak memfitnah orang lain tanpa bukti yang jelas.
"Ya kalau mereka (kader PDIP) mau membangun pendidikan kenapa tidak di sekolah daerah pelosok yang masih butuh banyak bantuan. Kalau saya dulu waktu masih bertugas di TNI, kami mengajari murid-murid di daerah pelosok, tapi kami tidak diliput media, karena itu pengabdian kepada Negara. Ini mereka heboh di sekolah mewah, dan diberitakan di mana-mana. Saran saya kalau mau pencitraan ya di sekolah pelosok, karena masih banyak anak kita yang butuh pendidikan di daerah," tambah Burhanuddin.
Dia juga mempertanyakan kegetolan Trimedya dan Sofyan Tan anggota dewan dari fraksi PDIP yang terus menyoroti masalah sengketa tanah itu.
"Saya jadi heran. Ada apa dengan Trimedya Panjaitan dan Sofyan Tan dari fraksi PDIP yang terus menuduh saya yang aneh-aneh sampai memutar balikkan fakta serta mencemarkan nama baik institusi TNI. Padahal anggota dewan lain yang membidangi hukum dan pendidikan saja tidak memfitnah saya. Bahkan keterangan dari mereka memberikan solusi. Tapi kok Trimedya dan Sofyan kader PDIP begitu ya, malah memperkeruh suasana," pungkas Burhanuddin.
Sebelumnya, selain Trimedya Panjaitan. Anggota dewan fraksi PDIP lainnya yakni Sofyan Tan dan Sarma Hutajulu juga mengunjungi sekolah Cinta Budaya. Sama halnya dengan Trimedya, mereka juga meminta Burhanuddin membongkar plang dan tembok kepemilikan tanah yang dipasang pihak Burhanuddin di sekitar sekolah.(wol/rls/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
No comments:
Post a Comment