Kabar6-Serangan epilepsi dapat berbeda-beda dalam setiap kasus, hal itu tergantung dari fungsi otak mana yang mengalami gangguan. Selain kejang, serangan epilepsi dapat berupa hilang kesadaran mendadak seperti 'bengong'.
Tiba-tiba menjatuhkan atau melempar benda yang dipegang. Kondisi seperti inilah yang harus dan perlu diketahui baik keluarga terdekat maupun khalayak ramai.
Hal itu diungkapkan dr Retno Jayantri Ketaren dalam seminar awam bertajuk mari peduli epilepsi yang sekaligus memperingati Hari Epilepsi Dunia (world Purple Day) 26 Maret 2018 kemarin, di Siloam Hospital Lippo Village (SHLV) Tangerang, Sabtu (21/4/2018).
Dokter spesialis saraf di SHLV ini menjelaskan, di seluruh dunia diperkirakan terdapat 4 – 10 penyandang epilepsi per 1.000 penduduk per tahun.
"Sedangkan di Indonesia dari sekitar 250 juta penduduk diperkirakan terdapat 1,5 – 2,4 juta penyandang epilepsi yang memerlukan pengobatan," jelasnya.
Direktur SHLV, dr Jeffry Oeswadi menuturkan, sebagian dari kita masih belum paham tentang apa itu epilepsi dan bagaimana seharusnya penanganannya, bahkan pasien dan keluarga masih malu dan menutupi bila ada anggota keluarga dengan epilepsi.
Seminar ini akan melengkapi wawasan masyarakat awam mengenai strategi pengobatan dan memotivasi agar jangan memberi stigma negatif terhadap penyandang epilepsi.
Satu lagi, epilepsi bukan merupakan hal aneh dan tidak memiliki hubungan apapun dengan kutukan dan lainnya.
"Seminar ini ditujukan bagi masyarakat awam, serta pasien dan keluarga dengan epilepsi, agar mitos yang beredar di masyarakat tentang epilepsi bisa diluruskan. Epilepsi bukan karena hal-hal aneh dan tidak berhubungan dengan kutukan atau apa pun," papar Jeffry.
Dikatakannya, sebenarnya epilepsi dapat dikontrol dengan minum obat teratur dan kontrol pengobatan yang baik sesuai kondisi perorangan pasien. Penyandang epilepsi juga dapat hidup dan bekerja seperti orang kebanyakan.
Head of Business Development Division SHLV, Alexander Mutak menambahkan, dalam hal penanganan epilepsi, Siloam Hospitals Lippo Village sebagai salah satu rumah sakit swasta terkemuka di propinsi Banten, siap melayani pasien dengan epilepsi.
Proses penanganan pasien tidak cukup hanya menangani pasien saja, akan tetapi yang paling penting yaitu orang terdekat yang tinggal serumah dengan pasien, seperti orang tua, anak, keluarga terdekat.**Baca juga: RPM Kenalkan Teknik Dasar Akting Kepada Siswa.
"Penting karena mereka yang selalu ada bersama penyandang epilepsi setiap hari agar tidak panik setiap kali ada serangan terhadap pasien epilepsi," pungkasnya.(fit)
No comments:
Post a Comment