NAMLEA, KOMPAS.com - Penggunaan zat merkuri di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, mulai dirasakan dampaknya oleh warga di Kecamatan Teluk Kaiely. Hal itu terlihat setelah seorang warga setempat terserang penyakit aneh di bagian tangannya.
Warga yang tidak disebutkan identitasnya itu mengalami bengkak di bagian tangan disertai kerusakan kulit yang sangat parah. Saat ini pria berusia 20 tahun itu sedang menjalani perawatan di Puskesmas Kaiely.
"Penyakitnya agak aneh karena merusak kulit dan juga bagian tangan ikut membengkak," kata Gazali Umasugi, petugas kesehatan Puskesmas Kaiely, saat ditemui di puskesmas tersebut, Kamis (19/4/2018).
Menurut Gazali, warga yang terserang penyakit aneh tersebut selama ini juga beraktivitas di kawasan Tambang Gunung Botak.
Baca juga: Polisi Gerebek Pabrik Penyulingan Merkuri di Maluku, Dua Pelajar Terlibat
Gazali mengaku, awalnya pria tersebut mengeluh sakit pada tangannya dan setelah itu tangannya membengkak dan luka pada kulitnya.
"Dugaan kami penyakit ini ada kaitannya dengan sianida, mungkin saja," ujarnya.
Selain fakta tersebut, kata Gazali, banyak warga di Kayeli juga mulai terserang penyakit gatal-gatal.
"Banyak warga di sini yang terserang penyakit gatal-gatal juga, tapi apakah itu terkait sianida ataukah tidak, kita tidak tahu," ucapnya.
Warga Desa Kaiely selama ini sangat khawatir dengan aktivitas tambang di kawasan Gunung Botak karena desanya berhadapan langsung dengan Teluk Kaiely yang terhubung dengan Sungai Anahoni yang telah tercemari zat merkuri.
Beberapa desa di Kecamatan Teluk Kayeli bahkan tidak lagi menggunakan sumur di desa-desa mereka untuk sumber air minum karena adanya larangan dari pemerintah menyusul pencemaran merkuri di wilayah tersebut.
Baca juga: Demi Emas di Gunung Botak, Kepala Puskesmas Tinggalkan Tugas Bertahun-tahun
Dari Jombang, Jawa Timur, Satuan Reserse dan Kriminal menggerebek 3 rumah, yang dijadikan pabrik pengolahan cairan merkuri ilegal.
No comments:
Post a Comment