Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk berdampingan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (dok. JPNN)
JawaPos.com - Banyak pihak menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah otoriter. Apalagi saat dirinya mengeluarkan Perppu Ormas. Perppi Ormas tersebut sebagaimana diketahui dikeluarkan untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dianggap bertentangan dengan Pancasila dan dasar negara.
Presiden Jokowi pun mengaku aneh kenapa dirinya sampai dituduh seorang pemimpin yang otoriter. Bahkan tuduhan otoriter tersebut banyak di media sosial.
"Saya baca disampaikan bahwa saya adalah pemimpin yang otoriter. Heran saya," ujar Jokowi dalam rapimnas Partai Demokrat, Sentul, Jakarta, Sabtu (10/3).
Menurut pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah ini, dirinya jauh dari sikap-sikap otoriter. Perawakan dirinya pun juga tidak seram. Sehingga dia mengaku aneh kenapa tiba-tiba orang-orang memberi label dirinya otoriter.
"Menurut saya enggak ada potongan sama sekali pemimpin otoriter. Penampilan saya juga enggak sangar-sangar. Ke mana-mana selalu tersenyum," ungkapnya.

Presiden Jokowi saat memberikan pindatonya di Rapimnas Partai Demokrat. (Gunawan/JawaPos.com)
Oleh sebab itu mantan Gubernur DKI Jakarta itu membantah kalau dirinya adalah seorang otoriter. Bahkan di depan ribuan kader Partai Demokrat. Jokowi mengakui dia adalah seseorang yang demokratis.
"Karena ciri-ciri demokrat kan bisa menjadi pendengar yang baik, yang menghargai pendapat orang lain, yang menghargai perbedaan tanpa menjadikan sumber permusuhan. Kurang lebih saya memiliki kriteria itu," ungkapnya.
Menungkapkan ciri-ciri tersebut, Jokowi pun berseloroh bahwa dirinya tidak jauh berbeda dari SBY. Sebab, ia adalah seorang demokrat dan SBY adalah ketua Umum Partai Demokrat. "Artinya, saya dan Pak SBY ini beda tipis banget," selorohnya.
(gwn/JPC)
Alur Cerita Berita
Rekomendasi Untuk Anda
Sponsored Content
loading...
No comments:
Post a Comment