Merdeka.com - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto menduga ada yang sengaja 'menggoreng' isu penganiayaan terhadap tokoh ulama dan rumah ibadah yang saat ini marak terjadi di Indonesia. Isu ini terus 'digoreng' dengan menyebarkan isu-isu atau berita bohong seolah-olah terjadi penganiayaan terhadap tokoh ulama.
"Karena dari 'gorengan-gorengan' itu sedang kita selidiki sudah kita tangkap yang 'menggoreng' berita. Dari 'gorengan' ini sudah ada 5 orang kita tangkap kita proses. (Contoh) ada peristiwa penganiayaan kiai, memang ada (penganiayaan) tapi penganiayaan petani, siapa yang aniaya? tetangganya gara-gara air," jelasnya saat rapat pleno MUI dengan tema Penanggulangan Tindak Kekerasan Terhadap Ulama dan Perusakan Rumah Ibadah, di Gedung MUI, Rabu (21/2).
Untuk itu, dia mengimbau kepada tokoh-tokoh ulama untuk tidak cepat termakan isu yang berkembang khususnya di media sosial. Karena isu sengaja dibuat oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memecah belah umat.
"Yang adanya peristiwa-peristiwa sudah dikembangkan oleh oknum-oknum dari beberapa akun ada akun yang resmi dan tidak, cerita tidak benar dan hoax yang menimbulkan ketakutan ada peristiwanya penganiayaan biasa bukan ulama bukan siapa tapi diberitakan kiai, ulama menjadi resah," tuturnya.
Secara khusus Kapolri Tito Karnavian sudah memerintah kepada seluruh aparat kepolisian untuk memberikan perlindungan dan rasa aman kepada para ulama, tokoh agama.
"Dengan cara memerintahkan kepada Kapolda untuk turun ke lapangan, menyentuh kepada kiai, ulama kemudian tentunya preventifnya melakukan pencegahan dengan kegiatan patroli di tempat-tempat pondok pesantren," jelasnya.
Kemudian Jendral bintang tiga ini juga memerintahkan kepada seluruh jajaran Reserse dengan pemerintah daerah dinas sosial dengan Satpol PP untuk patroli bersama. Karena beberapa ulama yang dianiaya oleh orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.
"Kalau ada orang yang kira-kira saya tidak bicara orang gila tapi orang yang berprilaku yang kira-kira menunjukkan aneh yang bisa menimbulkan rasa aneh bisa diamankan di dinas sosial untuk di lakukan pendalaman tentunya," ungkapnya .
Saat ini sejak Desember tahun lalu terdapat 21 kasus kekerasan terhadap pemuka agama yang terjadi di Indonesia. Kasus kekerasan paling banyak terjadi di Jawa Barat, untuk kasus kekerasan lainnya terjadi di Aceh, Banten, DKI Jakarta dan Yogyakarta. [ded]
No comments:
Post a Comment