Saturday, February 17, 2018

Geger Temuan Hewan Aneh, Penampakannya Bikin Merinding

Puri Yuanita

| 17 Februari 2018 13:31

Dream - Pada suatu pagi di bulan Januari yang dingin tahun 2005, di Desa Saru di selatan Estonia, petani Rein Kiiv dan anaknya mendapati temuan aneh. Di lantai gudang mereka yang berpasir, mereka menemukan sekumpulan 16 tikus dengan ekor yang saling bersimpul. Tikus-tikus itu berdecit dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin sulit mereka menarik simpulnya yang tegang.

Hewan-hewan itu rupanya berusaha menggali diri dari liang yang sempit namun dalam perjuangan beberapa dari mereka terkubur di bawah pasir. Tujuh tikus yang kusut sudah mati. Anak laki-laki Rein memutuskan untuk mennyingkirkan makhluk kecil yang jahat itu, dan mengambil sebatang tongkat untuk membunuh sisa hewan itu.

 tikus

(Foto: Selbymay/Wikimedia)

Rein Kiiv tidak tahu, tapi yang dia temukan adalah fenomena yang sangat langka yang disebut raja-raja tikus. Mereka telah terlihat sejak lima abad terakhir dengan kira-kira 60 penampakan seperti yang tercatat dalam buku sejarah.

Sejumlah spesimen yang diawetkan juga disimpan di berbagai museum. Raja tikus terbesar yang diketahui, ditemukan pada 1828 di perapian penggiling di Buchheim, terdiri dari 32 tikus, dan dipelihara di museum Mauritianum di Altenburg, Jerman.

Raja tikus Saru sekarang berada di Museum Sejarah Alam (Zoologi) di Universitas Tartu, diawetkan dan dipamerkan ke pengunjung. Karena paparan jangka panjang terhadap udara terbuka, ekor tikus telah mengering dan simpulnya menjadi longgar. Meskipun demikian, bagian ekor yang dikompresi dengan sangat ketat memberi bukti bahwa simpul itu dulu sangat erat.

 tikus

(Foto: Wikimedia)

Raj tikus memiliki penampakan aneh, tapi penyebabnya bisa dijelaskan. Menurut satu hipotesis, seekor raja tikus diciptakan saat tikus ketakutan dan dengan gugup saling berpegangan dengan ekornya. Atau saat cuaca dingin dan tikus-tikus berkumpul bersama seperti biasanya saat tidur, dan ekor mereka terjalin oleh getah pohon, darah, makanan, kotoran dan lain-lain. Lalu bahan ikatan membeku saat hewan-hewan tersebut tertidur. Begitu binatang terbangun mereka mencoba membebaskan diri mereka dengan bergerak ke arah yang berbeda sehingga ekor mereka terjerat dalam simpul yang lebih ketat.

Profesor Andrei Miljutin dari Universitas Tartu percaya bahwa raja-raja tikus terjadi di daerah yang dipengaruhi 2 faktor, yakni musim dingin dan adanya tikus hitam.

Andrei Miljutin juga percaya bahwa fenomena raja-raja tikus lebih sering terjadi daripada yang diperkirakan. Selama penelitiannya, Miljutin dapat menemukan tiga contoh di Estonia, hanya satu di antaranya dilaporkan secara luas di media dan hanya karena pencari memiliki seorang jurnalis di antara kerabatnya. Banyak penemuan tidak pernah diungkap oleh masyarakat setempat dan tetap diabaikan oleh ilmuwan pada umumnya.

(Sumber: amusingplanet.com)

Baca Juga :

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...