TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pascatragedi tebing longsor di Sungai Ngobo aliran lahar Gunung Kelud, Petak 148 Desa Puncu, Kabupaten Kediri, aktivitas penambangan pasir di sekitar lokasi untuk sementara dihentikan.
Pasalnya, akibat musibah itu empat penambang pasir tewas tertimbun tanah longsor.
Meski demikian, area pertambangan pasir rakyat tersebut bakal tetap beroperasi seperti sedia kala.
"Untuk lokasi tambang tetap dibuka dan warga penambang manual diharap berhati-hati supaya tidak jatuh korban lagi," ujar Kasi Humas Polsek Plosoklaten Bripka Maryanto Fajar, Minggu (18/2/2018).
Kepala Desa Wonorejo Trisulo, Muhamad Mustofa menjelaskan, paling banyak warganya bekerja sebagai penambang pasir manual di kawasan Sungai Ngobo, aliran lahar Gunung Kelud.
"Dua tahun ini banyak penambang naik ke atas. Sudah saya ingatkan jangan ke atas, karena berbahaya dan ada juga hal diluar nalar yang sering terjadi di lokasi itu," ucapnya.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randi Agata menambahkan, pihaknya telah memastikan empat korban jiwa dalam musibah tanah longsor ini.
Yakni, tiga kuli angkut pasir bernama Ponco Suseno (30) warga Dusun Karangnongko Kidul, Desa Sumberagung, Sugianto alias Tomblok (40) Dusun Badek, Desa Sepawon.
Lalu Sunarji (39) warga Dusun Ngrangkah, Desa Sepawon, dan, Andik Setyawan alias Bejuk (35) Dusun Plosorejo, Desa Sumberagung (sopir truk pasir).
Sedangkan, empat korban selamat, Samsul Hadi (24) warga Sumberagung Plosoklaten (kuli pasir), Iksan Sapi'i, (24) warga Dusun Karangnongko, Desa Sumberagung, sopir truk pasir), Sulis (24) (kuli) Warga Desa Sumberagung dan Murdok (34) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Ngancar (kuli pasir).
Seperti yang diberitakan, penambang pasir rakyat tertimpa longsoran tebing di sungai Ngobo aliran lahar Gunung Kelud, titik koordinat di Petak 148, Desa Puncu, Jumat subuh (16/2/2018).
Berikut videonya:
(Surya/Mohammad Romadoni)
No comments:
Post a Comment