FAJAR.CO.ID — Sanksi nyeleneh PSSI dengan memberikan kemenangan 0-3 untuk Bhayangkara FC saat melawan Mitra Kukar dinilai sebagai hal aneh dan sulit diterima Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro.
Sanksi itu didapat setelah Mitra Kukar disinyalir memainkan Mohammed Sissoko yang masih dalam masa sanksi larangan bertanding. Sanksi tersebut sekaligus mengukuhkan Bhayangkara sebagai juara Liga 1 2017.
"Kalau menurut saya aneh. Gitu saja. Semestinya begini, misalnya apapun yang terjadi seharusnya Mitra Kukar yang mendapatkan sanksi kalau terbukti bersalah. Sanksinya adalah pengurangan poin dan bukan penambahan poin untuk Bhayangkara. Kan aneh gitu loh," tegas Widodo saat dihubungi kemarin (9/11/2017).
Widodo pun mendapatkan salinan NLB terkait larangan bertanding Sissoko. Dalam NLB tersebut sudah jelas bahwa Sissoko tidak ada dalam surat tersebut dan bisa dikatakan bahwa Sissoko berhak dimainkan.
Mantan penyerang Timnas Indonesia itu pun dengan tegas mengatakan bahwa ada konspirasi yang terjadi terkait sanksi yang diberikan Komdis PSSI.
"Saya tanya ke Mitra (Kukar). Mereka bilang tidak dapat surat tambahan. Nah, kenapa di Mitra Kukar tidak ada dan di Bhayangkara justru ada? Kok bisa bisa begitu loh? Ini konspirasi. Pasti konspirasi," ucapnya tegas.
Tentu, sanksi ini bisa menimbulkan perdebatan sehingga yang disalahkan sekarang adalah pihak dari Mitra Kukar.
"Terus Bhayangkara lawan Barito bagaimana? Manager Bhayangkara kan buat keributan. Mana sanksinya? Terus waktu pemain Bhayngakara FC pukul pemain Bali United U-19, mana juga sanksinya? Makanya sudah konspirasi seperti ini," ucapnya.
"Ini jelas aneh dan sampai orang-orang baik seperti Pieter Tanuri dan Yabes Tanuri putus asa. Ini sepertinya ada unsur untuk mau memenangkan Bhayangkara. Kami berdoa saja," tambah Widodo. (rb/lit/mus/mus/JPR)
No comments:
Post a Comment