1. Gary Neville ke Valencia
Alih-alih mempromosikan Phil ke posisi yang lebih tinggi, Lim mengambil langkah berani untuk menyodorkan kontrak selama lima bulan untuk kakaknya yang belum teruji, Gary
Pertama, penunjukkan ini mungkin akan membuat kita menggaruk-garuk kepala. Tapi jika kita mengingat analisis sepakbola yang mendetail di televisi yang Neville biasa berikan di Monday Night Football, Anda mungkin bisa melihat mengapa penunjukkan ini cukup masuk akal.
Neville terakhir kali bermain pada 2011, dan dia memiliki reputasi yang apik sebagai seorang pengamat sepakbola di TV, dan ia juga menjadi tangan kanan Roy Hodgson di timnas Inggris. Dia tak pernah menangani tim di tingkat klub, tapi ia adalah salah seorang pemilik Salford City bersama dengan beberapa rekannya dari angkatan 92 Manchester United yang terkenal itu dan juga miliarder Peter Lim.
Lalu, di Juli 2015, adik Gary, yakni Phil, bergabung lebih dulu sebagai staf pelatih di Valencia di bawah Nuno, sebelum menjadi asisten pelatih ketika pelatih asal Portugal itu mundur pada bulan November. Alih-alih mempromosikan Phil ke posisi yang lebih tinggi, Lim mengambil langkah berani untuk menyodorkan kontrak selama lima bulan untuk kakaknya yang belum teruji, Gary. Namun itu tidak berjalan dengan baik.
Ketika Neville mulai bekerja, Valencia ada di posisi ke-9 dan berjarak lima poin dari zona Liga Champions. Ketika dia dipecat empat bulan setelahnya - Valencia hanya meraih tiga kemenangan dalam 16 laga - mereka ada di posisi 14, hanya berjarak enam poin dari zona aman degradasi.
Perbedaan bahasa menjadi isu utama, sementara beberapa orang juga menyoroti minimnya kejelasan taktik. Ada juga faktor kesialan - seperti gol yang dianulir dan juga situasi nyaris gol yang disapu di depan garis gawang lawan. Pada akhirnya Neville kehilangan dukungan dari suporter dan harus pergi.
2. Dave Hockaday ke Leeds
Yah, menurut kabar, gajinya kecil, konon hanya sekitar £90 ribu per tahun, bandingkan dengan gaji £750 ribu per tahun Brian McDermott, sang pendahulunya.
Orang yang asal-usulnya tak jelas sebelum ditunjuk Massimo Cellino untuk menjadi manajer Leeds ini mungkin suatu hari akan mengenang karier singkatnya di Elland Road dan mengambil kesimpulan bahwa setidaknya kariernya lebih panjang daripada Brian Clough. Hockday memiliki catatan yang baik selama menjadi pelatih tim akademi, namun ia gagal membuat orang terkesan selama empat tahunnya di Forest Green Rovers: mereka finis di zona degradasi pada musim pertamanya dan posisi ke-10 di dua musim berikutnya walau memiliki keuangan yang sehat, sebelum akhirnya dipecat pada Oktober 2013 setelah kalah tujuh kali dalam delapan pertandingan.
Jadi apa yang Leeds lihat pada dirinya? Yah, menurut kabar, gajinya kecil, konon hanya sekitar £90 ribu per tahun, bandingkan dengan gaji £750 ribu per tahun Brian McDermott, sang pendahulunya. Jadi itu mungkin alasan pertama. Lalu Cellino mungkin juga merasa ia bisa mengendalikan seseorang yang tak dikenal publik, terutama dengan sistem direktur sepakbola Leeds, dan itulah yang terjadi - kabarnya sang pemilik menyuruh manajernya untuk 'diam!' setelah terjadi perbedaan pendapat sebelum musim dimulai.
Hockaday mundur setelah 70 hari di klub, dia dipecat usai empat kekalahan dalam enam laga. Di klub lain mungkin ini masih menjadi cerita yang terus dibicarakan, tapi ini hanyalah kisah kecil dari rangkaian kekacauan yang terjadi di Leeds. Toh pengganti Hockhady, Darko Milanic, hanya bertahan selama 32 hari di klub.
3. Kevin Cullis ke Swansea
Skuat pun sedang terpuruk, dan Swans - saat itu tengah kesulitan di papan bawah kasta ketiga sepakbola Inggris - kalah 1-0 dari Swindon dan 4-0 dari Blackpool
Cerita karier manajerial Cullis yang hanya selama tujuh hari, yang mengambil alih Swansea pada 1996, rasanya seperti mirip kisah sang penipu ulung Ali Dia - ia kalah dua kali dan setelah itu, kabarnya tak pernah terdengar lagi. Sebelumnya, Cullis menjadi pelatih paruh waktu di akademi Cradley Town di West Midlands League, sebelum melatih di Vetch Field karena dipilih Michael Thompson, yang sedang dalam proses pembelian klub.
Koran-koran langsung memasang judul utama 'Siapa Kevin?', sementara para suporter, yang selalu imajinatif, mengadopsi lirik lagu Living Next Door to Alice dari Smokie.
Cullis ditunjuk melatih di Vetch Field - namun hasilnya jauh dari kata sukses
Di balik layar, kekacauan terjadi. Cullis sepertinya tidak mengetahui nama pemainnya, atau di mana posisi mereka bermain. Skuat pun sedang terpuruk, dan Swans - saat itu tengah kesulitan di papan bawah kasta ketiga sepakbola Inggris - kalah 1-0 dari Swindon dan 4-0 dari Blackpool. Di ruang ganti pemain di tengah laga melawan Blackpool, Cullis mengatakan pada para pemain bahwa mereka dalam daftar jual, sebelum menambahkan: "Anda bisa merekrut Terry Venables dan dengan cara kita bermain, kita tetap akan terdegradasi."
Sehari berselang, Thompson dipecat. Ketua klub yang sebenarnya, Doug Sharpe, kembali mengontrol klub dan langsung memutus kontrak Cullis, walau sang manajer mengklaim dirinya mendengar kabar itu ketika mendengar layanan berita lewat telepon dari Swansea. Sharpe pun menunjuk Jan Mobly sebagai pemain merangkap manajer - ia adalah manajer kelima Swans dalam musim itu, namun mereka tetap terdegradasi ke divisi tiga.
Cullis pun tak pernah melatih lagi.
No comments:
Post a Comment