Thursday, May 18, 2017

Penyakit Aneh, 'Lihat' Suara dan 'Dengar' Warna

Seorang mahasiswi, Kathryn Jackson (22) didiagnosa sebuah kondisi yang menyebabkan dia harus merasakan makanan berbeda setiap kali dia mendengar kata-kata tertentu.

Setiap kali Kathryn mendengar kata "Rory", maka dia harus makan wortel (carrot). Dan dia harus makan isian (biasanya campuran daging kalkun dan roti yang dipanggang) setiap kali mendengar kata tak mungkin (impossible).

Gadis asal Nottingham itu memiliki kondisi ekstrem yang disebut "lexical-gustatory synaesthesia".

Mengucapkan atau menulis bisa membuat dia menderita. Dia akan mengalami penciuman yang kuat atau mengecap rasa-rasa yang berasosiasi dengan kata tersebut.

Akibatnya, Kathryn selalu terganggu dengan indera pengecapnya setiap kali dia ngobrol.

Kata-kata lain membuat dia merasakan atau mencium aroma makanan termasuk marshmallows, apel dan puding susu manis (custard).

Tak hanya bisa merasakan, namun dia juga mampu merasakan tekstur dan mencium aromanya.

"Saya bisa merasakan kata saat saya mendengar atau melihatnya. Kadang-kadang sebuah kata yang terdengar mirim makanan, bisa membuat saya merasakannya."

"Misalnya saat saya mendengar nama Lola saya bisa merasakan permen loli. Ella membuat saya merasakan permen jeli. Nama Rory membuat saya merasakan wortel karena terdengar mirip 'makanan mentah' (raw) yang membuat saya memikirkan wortel."

Synaesthesia sebenarnya adalah kondisi yang umum ditemui pada banyak orang, di mana kita bisa mengasosiasikan angka tertentu dan huruf dengan warna. Namun lexical-gustatory synaesthesia sangatlah langka.

Empat Paling Dominan

Ada ratusan jenis kondisi medis yang sampai sekarang belum diketahui asal usul penyebabnya. Salah satu yang paling menonjol adalah kondisi synesthesia. Kondisi yang tercatat hanya diderita oleh 4,5 persen orang di dunia ini membuat persepsi penderitanya tercampur-campur, sehingga fungsi indera mereka melampaui batas normal dan merangsang aktivitas alat indera lainnya.

Persepsi penderita terhadap angka, warna, nada, suara, emosi, tekstur, benda, suhu pasalnya tercampur aduk dan alat indera mereka pun jadi bisa mendeteksi hal yang sebetulnya di luar fungsinya.

Contohnya, penderita tidak melihat suatu benda namun suatu warna, kemudian merasakan bukan emosi, tapi keras atau lembeknya suatu angka. Jadi, mereka yang memiliki kondisi unik ini merasa diri mereka bisa mencium warna, melihat asin, mendengar angka dan hal-hal serupa lainnya.

Synesthesia bukanlah suatu imajinasi atau pun penyakit, tetapi kondisi otak yang kebetulan dimiliki sebagian kecil manusia di seluruh dunia dan dinikmati sebagian besar penderitanya.

Kebanyakan orang mungkin tidak menyadari fakta bahwa alat indera kita dikendalikan sepenuhnya oleh otak. Alat indera manusia yang meliputi mata, telinga, lidah, hidung dan kulit awalnya akan menerima input dari eksternal berupa suara, visual, sentuhan dan lainnya.

Masukan dari faktor eksternal tersebut pasalnya diubah lagi menjadi sinyal listrik yang kemudian direkonstruksi dalam otak. Semua persepsi kita bukanlah persepsi yang didapat atau diidentifikasi alat indera secara langsung, namun sudah melalui proses panjang yang berjalan sangat cepat, sampai kita tidak menyadarinya.

Dari sekian banyak jenis kondisi synesthesia yang tercatat, ada empat yang paling dominan dimiliki penderitanya.

1. Mirror touch synesthesia

Kondisi ini membuat penderitanya bisa merasakan sentuhan di tubuhnya ketika  melihat orang lain yang betul-betul sedang disentuh tubuhnya.

2. Grapheme-color synesthesia

Kondisi ini membuat penderitanya bisa melihat warna atau angka tertentu.

3. Lexical-gustatory synesthesia

Kondisi ini membuat penderitanya bisa membaca sensasi rasa tertentu.

4. Chromesthesia

Kondisi ini membuat penderitanya bisa mendengar warna atau suatu gambar.  Rtr/pur/R-1

Tidak Menyadari

Orang yang mengidap 'penyakit' ini pada awalnya tidak dapat menyadari kalau mereka sebenarnya 'beda' dengan sebagian dari kita. Tapi lama kelamaan mereka  menyadari bahwa apa yang mereka lihat itu tidak sama dengan yang kita lihat. Seperti halnya tes buta warna yang dilakukan beberapa orang agar dapat mengetahui siapa pun orang yang akan bekerja di perusahaan tersebut tidak buta warna. Demikian juga tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah Anda terjangkit penyakit ini atau tidak, jika ada sebuah gambar kotak yang berisi angka 2 dan 5 ditaruh tak beraturan dengan huruf warna hitam dan mereka diminta untuk memisahkan angka 2 dan 5, dengan mudah mereka dapat membedakan angka 2 dan 5, karena dalam kepala mereka angka 2 dan 5 memiliki warna yang berbeda.

Salah satu dari jenis 'penyakit' ini adalah yang namanya Grapheme-color synesthesia inilah yang dikatakan bahwa mereka mengidentifikasikan tulisan dan angka dengan warna. Seru sekali jika ada orang yang dapat mengingat nomor telepon temannya hanya dengan mengingat warna yang mereka hafalkan dalam kepala mereka. Begitu juga halnya dengan yang mampu menghafal not musik dengan beragam bunyinya, karena bunyi yang dikeluarkan memiliki warna tertentu.

Entah kenapa, sepertinya menarik juga jika bisa berkenalan dengan salah satu dari mereka yah? Selain Grapheme-color synesthesia, masih ada lagi beberapa tipe dari penyakit ini. Diantaranya Ordinal Linguistic Personification, mereka yang synesthetic akan mengasosiasikan huruf, angka, bulan dan hari dengan karakter yang dimiliki manusia.

Misalnya pada saat mereka melihat huruf U mereka akan mengasosiasikan huruf itu dengan jujur, atau angka 5 dengan cinta.

Lain lagi dengan Lexical-gustatory synesthesia. Ini adalah yang paling langka, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang mengidapnya. Karena menurut penelitian diantara 23 orang, 1 diantaranya pasti bisa mengidap synesthesia. Lexical merupakan synesthesia yang bisa mempengaruhi daya kecap orang yang mengidapnya, misalnya dia mengasosiasikan piano dengan rasa tertentu, maka setiap kali dia mendengar orang berkata piano dia akan merasakan sesuatu itu di lidahnya. Rtr/pur/R-1

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...