TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ada beberapa nama perusahaan yang pasang iklan lowongan di koran dengan syarat tidak terlalu rumit dan janji gaji lumayan besar, di atas UMK. Anehnya beberapa perusahaan dengan nama yang berbeda itu, memiliki alamat yang sama. Sebaiknya masyarakat waspada.
Wartawan pun melakukan penelusuran dan bahkan mengikuti jejak beberapa pelamar untuk mendaftarkan diri membuktikan apa lowongan pekerjaan itu dan adakah hal tersembunyi di balik iklan lowongan tersebut..
Seorang pelamar, sebut saja Anton warga Sampangan, mencoba mendaftarkan diri untuk melamar di lowongan tersebut setelah baca iklan di koran. Anton melamar lewat telepon. Karena dari lima lowongan yang ada di koran itu terpasang alamat yang sama, namun contact person dan nama perusahaan berbeda.
"Saya mencoba mendaftar dengan mengirimkan pesan singkat data diri ke nomor yang dicantumkan lowongan pekerjaan yang dipasang di koran. Saya kok merasa ada yang janggal. Lima lowongan tersebut alamatnya sama di Jalan Alteri Sukarno Hatta No 51, padahal nama PT berbeda," tuturnya. Rabu (25/1/2017).
Setelah melamar lewat telepon, kemudian Anton mendatangi kantor yang dimaksud, sebagaimana balasan dalam SMS. "Saya tiba disana, dan langsung interview, ketika itu hari Rabu, pihak perusahaan tersebut mengatakan gaji di sana besar, tapi harus mengikuti seleksi dan pelatihan," tuturnya.
"Saya sudah mengikuti tahapan hampir seminggu. Setelah itu, mereka meminta uang sebesar Rp 600 ribu, katanya seleksi dari pusat sulit dan uang tersebut untuk membayar petugas seleksi, istilahnya uang sogok," kata Anton.
Dia pun membayar, tapi hingga kini tidak ada kelanjutannya. Padahal banyak pelamar seperti Anton mengalami hal yang sama. Anton juga menanyakan ke sesama pendaftar yang ia temui, jawabnya sama.
ANEH Tapi Nyata, Lowongan Pekerjaan Beberapa Nama Perusahaan, Tapi Alamat Sama, Ternyata. . ."Saya tanyakan ke rekan-rekan yang mendaftar bersama saya, jawabannya mereka sama, sudah membayar uang tapi belum kunjung dapat panggilan. Hati-hati saja kalau ingin melamar pekerjaan sekarang, banyak yang meragukan," imbuhnya.
Sementara itu, Pandowo, warga Jangli Semarang, juga pernah mengalami hal yang sama, tetapi dia tidak mau membayar.
"Saya lihat lowongan di koran dan mencoba mendaftar lewat telepon genggam, alamat yang diberikan saya datangi, sampai di sana langsung interview," ujarnya.
Pandowo, ketika itu bersama temannya, mendaftar bersama, tapi ruangan yang dipakai berbeda antara dia dan teman-temannya.
"Saya di ruangan yang berbeda dengan teman saya, ketika wawancara, saya ditawari minta gaji berapa, tapi setelah itu saya dimintai uang sebesar Rp 600 ribu, katanya untuk seleksi," ujarnya.
Pandowo, ketika itu tidak mau membayar, karena dia berpikir mau mencari pekerjaan malah mengeluarkan uang.
Wartawan mendatangi lokasi alamat perusahaan yang dimaksud. Ternyata berupa bangunan, hanya tercantum satu papan nama perusahaan, ditempel di atas teras rumah. Bentuk bangunannya juga tidak menyerupai kantor, hanya berupa rumah kecil.
Untuk mengklarifikasi hal tersebut, wartawan mendatangi Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang. Seksi Pencegahan Penyelesaian Perselisihan, Harni, mengatakan, akan menampung laporan tersebut, dan akan menindaklanjuti seberapa jauh dugaan penipuan berkedok lowongan kerja itu. (tribunjateng/budi susanto)
No comments:
Post a Comment