Friday, July 6, 2018

Darah Perawan hingga Dikubur Hidup-Hidup, Ini 4 Fakta Aneh soal Selir Dinasti Ming

Kaisar Ming kesepuluh, Zhengde yang mewarisi takhta pada 1505 pada suatu titik merasa lelah pada para selir dan terobsesi dengan kehidupan warga biasa.

Ia kerap menyelinap keluar pada malam hari, menyamar, dan sering mengunjungi rumah bordil lokal.

Namun, itu tak menghentikannya mengumpulkan banyak selir -- yang kabarnya banyak di antaranya yang mati kelaparan karena tak cukup makan dan kurang ruangan untuk menampung mereka.

Banyak sejarawan mengklaim, pemerintahan Zhengde membawa Dinasti Ming ke masa senjanya.

Penerusnya pun tak lebih baik. Jiajing, terobsesi untuk menemukan obat mujarab untuk memberinya kehidupan yang kekal. Dan ia meyakini, salah satu bahan ramuan itu adalah darah menstruasi perawan.

Selama masa pemerintahannya, ia memerintahkan sejumlah gadis muda pilihan, secara bergantian, dibawa ke Kota Terlarang (Forbidden City) untuk "dipanen".

Untuk memastikan tubuh mereka tetap murni, makanan mereka dibatasi. Para perawan hanya boleh mengonsumsi mulberi dan embun atau air hujan. Para dayang istana pun jadi korban praktik itu.

Mereka yang sakit bakal ditendang keluar istana dan dipukuli. Tak sedikit dari mereka yang mati kelaparan gara-gara diet mengerikan itu.

Pada tahun 1542, kemarahan yang terpendam di dada para selir dan dayang memuncak.

Dengan bantuan sejumlah orang dalam istana, para pelaku menuju paviliun Selir Duan atau Lady Cao. Selir Yang Jinying memimpin komplotan itu.

Setelah teman tidurnya itu keluar diikuti para dayang, Kaisar Jiajing dibiarkan sendirian di kamar.

Saat itulah, para selir penyerang beraksi. Mereka mencoba mencekik sang kaisar dengan pita hiasan rambut.

Upaya itu gagal. Para selir lalu mengambil tirai sutra, memilinnya, lalu mengikatkannya ke leher sang kaisar. Namun, mereka mengikat dengan simpul yang salah sehingga jerat di leher Jiajin longgar, tak maksimal mencekiknya.

Salah satu konspitor pun panik, ia melaporkan upaya pembunuhan tersebut pada Maharani Fang.

Sementara itu, Jiajing melawan sekuat tenaga. Selir Yang lalu menarik tusuk konde perak dari rambutnya dan menikamkannya pada kaisar yang langsung tak sadarkan diri. Saat itulah, sang permaisuri datang disertai para prajurit. Para pelaku diringkus..

Ketika fajar menyingsing, mereka semua dihukum mati dengan kejam, tubuh mereka diiris perlahan. Eksekusi itu dijuluki "kematian oleh seribu luka". Kepala mereka kemudian dipenggal dan dipertontonkan kepada publik sebagai peringatan bagi yang lain.

Tak hanya para pelaku, keluarga mereka pun tidak luput dari hukuman. Bahkan selir Cao Duan yang tidur dengan kaisar malam itu juga dihukum mati.

Fakta bahwa usaha pembunuhan tersebut terjadi di kamarnya memberi alasan kepada sang Ratu untuk menghilangkan saingan potensialnya di istana.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...