Sekitar pertengahan 2017 silam, Tebas pernah menyatakan bahwa PSG melakukan 'doping finansial' dengan mendatangkan Neymar senilai 222 juta euro dan Kylian Mbappe (pinjaman kemudian akuisisi secara permanen) berbekal mahar 180 juta euro plus bonus.
Tebas menyebut bahwa kedekatan PSG dengan Qatar Sports Investments (QSI) serta BeIN Sports, perusahaan media milik pemilik PSG, Nasser Al-Khelaifi, menjadi dasar tuduhan kepada Les Parisiens.
Selain itu, total pemasukan hak siar sebesar 344 juta euro pada 2014 silam, melebihi Bayern Muenchen, Manchester United, dan Real Madrid, adalah angka yang tidak masuk akal bagi Tebas. Padahal, PSG adalah klub yang tidak memiliki sejarah sekuat tiga klub tersebut di Eropa.
Baca Juga :
Teraktual, Tebas kembali berkicau soal klub yang bermarkas di Parc des Princes tersebut. Kali ini, dia merasa heran dan aneh karena PSG dapat tampil di Liga Champions, PSG sudah melanggar aturan Financial Fair Play.
Menganggap tuduhan dari Tebas sudah berlebihan, pihak Ligue de Football Professionnel (LFP) selaku operator Ligue 1 buka suara. Melalui Presiden Boy de la Tour, LFP mengungkapkan bahwa Tebas harus menghentikan tuduhannya ini.
"Saya menghormati semua hasil kerja Tebas. Harus diakui bahwa di Ligue 1 kami juga mencari inspirasi dari Spanyol, dari La Liga. Akan tetapi, saya menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Tebas terhadap PSG sudah kelewatan," ujar De la Tour dilansir oleh RMC Sports.
"Saya tidak pernah mengganggu tim dari Spanyol, seperti Barcelona. Saya akan mengatakan kepada Javier Tebas berhenti untuk mencampuri urusan liga kami. Biarkan otoritas dari Eropa mengatasi masalah-masalah seperti ini (soal FFP). Saya sudah mengirim surat elektronik kepadanya. Jika dia melakukannya lagi, saya tidak segan untuk membawa hal ini ke jalur hukum," katanya menambahkan.
Membalas ancaman dari De la Tour, Tebas mengaku tidak takut. Dia akan tetap menyuarakan pendapatnya soal PSG yang melanggar FFP. Dia malah menyayangkan bahwa tindakan PSG, yang tampak seperti mengeruk uang sebanyak-banyaknya, luput dari perhatian LFP selaku operator Ligue 1.
"Saya terkejut bahwa liga yang digarap serius seperti Liga Prancis (Ligue 1) gagal mendeteksi masalah seperti itu. Hal ini tampak aneh bagi saya. Apa yang dilakukan PSG berpotensi merusak keseimbangan industri sepak bola Prancis," ujar Tebas sebagaimana dilansir oleh Marca.
"Jika merasa komentar saya tidak pantas, mereka bisa segera melaporkan saya ke pengadilan. Di sana, saya bisa bicara dan membuktikan bahwa omongan saya ini tidak salah," ucapnya menantang.
Selain bicara soal PSG, Tebas juga mengkritik klub kaya lain, yaitu Manchester City. Tebas menganggap bahwa The Citizens menerapkan cara serupa untuk mengeruk untung sekaligus untuk mengelak dari aturan FFP. Hubungan kedua klub ini yang erat dengan Timur Tengah membuat keduanya tak luput dari perhatian Tebas.
No comments:
Post a Comment