BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Perkelahian dua makhluk besar sakti, Tilan dan Marlung yang menjadi legenda Gunung Halat, di Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong ternyata tak hanya menimbulkan dua aliran sungai.
Di kawasan yang menjadi batas langsung Kalsel dan Kaltim ini juga terdapat peninggalan lain yang konon juga akibat perkelahian Tilan dan Marlung.
"Di Gunung Halat itu ada tumbuh pohon besar yang aneh, meski dalam satu batang tapi daunya berbeda di kedua sisi," kata penulis cerita rakyat Legenda Gunung Halat, Loki Santoso kepada banjarmasinpost.co.id.
Baca: Kasus Pelecehan Seksual Marko Simic Terhadap Via Vallen, Persija Mengaku Angkat Tangan
Loki yang merupakan penggiat wisata dan aktif di kelompok sadar wisata ini juga menyampaikan pohon itu dari cerita yang ada akibat terkena ilmu dari Tilan dan Marlung.
Baca: Prediksi Skor PSIS Semarang vs Borneo FC Pekan 13 Liga 1 2018 Live Indosiar Vidio.com Malam Ini

Keuanya mengeluarkan berupa cahaya putih menyilaukan mata, lalu mereka melontarkannya dan beradu di udara. Hawa panas pukulan itulah yang mengenai sebatang pohon besar.
Pohon itu langsung hangus dan terbakar, terbelah dua dengan warna berbeda. Belahan pohon pertama yang berwarna merah roboh ke arah utara (Kaltim) yang kehitaman roboh ke selatan (Kalsel).
Baca: Konon Dulunya Tempat Perkelahian Dua Makhluk Besar yang Sakti
"Kalau jenis pohonnya saya tidak tahu pasti, sejenis beringin atau kariwaya, lokasinya di sebelah kanan kalau dari Tanjung," kata Loki yang merupakan putra dareah Desa Jaro, kecamatan Jaro, Tabalong
Keanehannya, untuk daun yang berada di sisi arah Kaltim berukuran besar seukuran telapak tangan dewasa, sedangkan yang di arah Kalsel lebih kecil, dengan bentuk sama-sama oval memanjang.
Bahkan konon bagi yang memiliki ilmu kebatinan bukan hanya melihat ukuran daun yang berbeda, mereka juga akan bisa melihat dua warna yang berbeda si kedus sisi batang pohon.
Ditambahkan Loki, pohon itu sendiri sampai sekarang masih ada dengan tinggi mencapai 20 meter dan diameter sekitar tiga kali rangkulan orang dewasa.
"Di batang pohonnya sekarang ada yang melilitkan kain kuning, tidak jelas sejak seperti itu tapi sudah sejak lama," pungkasnya. (banjarmasinpost.co.id/dony usman)
No comments:
Post a Comment