:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1878768/original/018039600_1518086516-maxresdefault__5_.jpg)
Tahun lalu, seorang ilmuwan asal Australia, Karl Kruszelnicki, membantah sejumlah spekulasi yang beredar soal Segitiga Bermuda. Dengan lantang, ia mengatakan bahwa misteri di sana telah terpecahkan.
Karl bersikeras bahwa alasan di balik lenyapnya kapal dan pesawat di Segitiga Bermuda, sama sekali tak terkait dengan alien, kristal api dari Atlantis yang hilang, atau hal-hal supranatural lainnya.
Ia mengatakan, hilangnya pesawat dan kapal di wilayah imajiner yang menghubungkan tiga titik, yakni Florida, Puerto Rico dan Pulau Bermuda itu, sebenarnya disebabkan karena kesalahan manusia dan cuaca buruk.
Menurutnya, wilayah imajiner yang mencakup 700.000 kilometer persegi di Samudra Atlantik itu, merupakan daerah dengan lalu lintas tinggi. "Letaknya dekat dengan Ekuator, dekat dengan bagian kaya di Bumi -- Amerika -- tentu saja lalu lintas akan tinggi," ujar Karl.
Dikutip dari Independent, Kamis 27 Juli 2017, ia mengatakan, jika jumlah pesawat dan kapal yang hilang dibandingkan dengan yang berhasil 'lolos' setiap harinya, maka angka tersebut tak ada yang aneh.
"Menurut Lloyd's of London dan Coastguard AS, jumlah yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan jumlah di manapun di dunia secara presentase," ujar Karl.
No comments:
Post a Comment