Sunday, June 24, 2018

Memang Sedikit Kata-katamu Tapi Sangat Sengak Didengar

NYONYA WIRANTI, 28, baru sadar bahwa suaminya, Sambego, 33, pecemburu dan mudah tersinggung. Hanya Wiranti menyanjung sedikit mantan pacar yang kini sukses, suami langsung mutung dan kini berujung ke perceraian. Kata-kata Wiranti memang sedikit, tapi bagi Sambego memang sengak didengar.

Masa pacaran adalah masa adaptasi dan pengenalan diri. Cewek tahu kelakuan cowoknya, dan cowok tahu karakter ceweknya. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing, setelah menjadi suami istri bisa saling menyesuaikan diri. Dengan cara demikian Insya Allah rumahtangganya awet, menjadi keluarga sakinah dan sukur-sukur punya pembantu bernama Sukinah.

Maka sungguh aneh bagi Ny. Wiranti warga Sukomenanggal Surabaya. Sudah dua tahun menjadi suami istri bersama Sambego, dia belum tahu persis karakter suaminya. Karenanya bila ngomong asal njeplak. Untung Wiranti bukan anggota DPR, sehingga tak ada yang ngebully dan memaki.

Celakanya lagi, Sambego mirip-mirip lelaki bego. Tahu istrinya suka "lambe nggambleh" dan "lambe turah" kok juga dimasukkan ke dalam hati. Akhirnya dia tak nyaman sendiri sebagai kepala rumahtangga. Ujung-ujungnya, Sambego jadi pria pencemburu. Hanya karena istri sibuk reuni angkatan SD, SMP, sampai SMA, dia sudah mencurigai bahwa istrinya punya PIL di antara para peserta reuni itu.

Karier Sambego memang tak begitu cemerlang. Kuliah tidak selesai, mencari kerja hanya modal ijazah SMA, karenanya dia kemudian hanya dapat formasi bekerja di lembaga pelayanan kesehatan swasta. Padahal jika kreatip, lulusan SMA pun bisa jadi politisi, dari DPRD sampai DPR. Di sinilah peluang mencari kekayaan. Tapi Sambego memang bukan politisi, tapi pegawai poliklinik.

Agar dapur tetap ngebul, Wiranti sebagai istri ikut pula bekerja di perusahaan swasta. Kerjanya benar-benar capek, sehingga sekali waktu dia keceplosan di depan suami, "Andaikan aku jadian sama pacarku yang dulu, pasti aku tinggal mamah karo mlumah. Dia sekarang jadi Kepala Cabang bank terkenal."

Sedikit kata-kata itu, tapi bagi Sambego yang orangnya sensitipan, terasa sengak didengar. Dia memang diam saja, tapi batinnya mencatat dan disimpan di lembah jiwanya yang paling dalam. Gara-gara itu Sambego lalu ngenengke (tak bertegur sapa) istrinya. Tidur masih seranjang, tapi tak pernah disentuh.
Hubungan suami istri itu menjadi tambah parah ketika Wiranti mulai sibuk dengan kegiatan reuni dengan teman-temannya dari SD sampai SMA. Sebentar-sebentar ada pertemuan lalu makan-makan atau wedangan. Bahkan sekali waktu ada yang telpon Sambego, agar menasihati istrinya jangan suka foto berdua saja dengan suami orang. "Kasihan, istrinya masih selalu menunggu di rumah." Kata wanita itu dalam telponnnya.

Dari sinilah rumahtangga Wiranti-Sambego makin meruncing. Wiranti merasa tak berbuat aneh-aneh dalam reunian, tapi Sambego menuduh istrinya ada affair dengan salah satu peserta. Karena tak ditemukan titik temu, ketika Sambego memutuskan untuk bercerai, Wiranti terpaksa meladeni saja. "Saya juga capek punya suami yang sensitipan dan cemburuan," ujar Wirandi di kantor Pengadilan Agama Surabaya.

Kalau capek wedakan pakai param kocok, Mbak! (JPNN/Gunarso TS)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...