Tuesday, June 26, 2018

Ini Komentar Warga Soal Jargon Kandidat Pilgub Jabar

Ilustrasi. (Satrio)

BUAH BATU, AYOBANDUNG.COM--Alat peraga kampanye (APK) terkait Pilkada Serentak 2018 bermunculan di mana-mana. Sejatinya itu adalah hal lazim supaya para calon pemimpin dikenal masyarakat.

Tak heran, setiap paslon berlomba-lomba membuat jargon atau akronim yang kreatif supaya diingat oleh masyarakat. Selain visi, misi, dan program yang ditawarkan, tentu jargon pun bisa menjadi faktor masyarakat untuk memilih mereka.

Ayobandung.com telah merangkum sejauh mana masyarakat mengalami kesan terhadap jargon yang didengungkan oleh para kandidat Pilgub Jawa Barat 2018. Simak kesan mereka berikut ini:

Hilda Sri, Mahasiswa, 23 tahun

Mendengar jargon Rindu, Hilda merasa itu adalah jargon anak muda dan pimpinan muda. Jika mendengar Dua DM, seperti jargon kolot yang tidak keanakmudaan. Menengok kata "Asyik", sepertinya tidak terlalu menyatu dengan masyarakat. Akronim Hasanah  terkesan  biasa-biasa saja, kaku, kolot, dan cenderung tidak kena di hati.

Eko Apriansyah, Pengusaha, 26

Kata Rindu, dari nama Ridwan dan Uu terlihat tidak gagah dan terasa alay buat Eko. Dia menilai, mungkin karena Ridwan Kamil adalah aktivis media sosial sehingga kata Rindu cocok untuk eksistensi dirinya dan sesuai dengan karakter Emil yang melankolis. Bicara Dua DM, jargon tersebut memiliki nada yang bagus dari Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Untuk Hasanah, pasangan dari PDIP ini cenderung aneh karena wacana di permukaan, PDIP yang sangat nasionalis dan tidak keislaman memakai kata Hasanah yang jelas berbau Islam. Eko menilai hal itu untuk mengantungi suara penduduk Jawa Barat yang notabene beragama Islam. Jargon Asyik dinilai simpel, tidak aneh-aneh, dan tidak ada yang khusus.

Karyadi, Pegawai Swasta, 24

Rindu, menurut Karyadi mengingatkannya seperti pohon kapuk randu. Jika dipikir-pikir mereka seperti merindukan sesuatu yang pernah ada di Jabar tapi belum terwujud lagi saat ini. Namun kesan melankolis juga hadir dari pasangan tersebut. Kata Hasanah cenderung berkesan dan biasa saja. Namun Karyadi menilai mereka seperti berwawasan luas. Pasangan Asyik, berusaha menunjukkan jika mereka itu "Asyik". Seperti menyasar kalangan muda -mudi. Lain bagi Dua DM, terkesan kayak penyanyi dangdut. Tapi bisa saja mereka berusaha menyasar golongan bawah yang notabene banyak pencinta musik dangdut, apalagi daerah Pantura.

Mastur, Penjual Koran, 37

Bagi Mastur, mendengar kata Rindu seperti pemimpin yang dirindukan oleh masyarakat. Ridwan Kamil dan Uu punya strategi yang unik untuk menyasar masyarakat dari kata Rindu. Jadi jargon tersebut seperti romantis dan lebih mudah dikenal. Dua DM terdengar biasa tapi mudah diingat. Karena ada nama Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang nama penyebutannya sama. Asyik cenderung mudah diingat dan seru. Tetapi calonnya tidak menonjol sehingga tidak terlalu berpengaruh, katanya. Hasanah terdengar kata yang adem ayem dan islami. Cenderung kaku dan tidak terlalu menonjol.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...