Friday, June 8, 2018

Di Mata Tetangga Kadis PUPR Tulungagung Dikenal Baik dan Dermawan

Sinar mentari cukup terasa menyengat kulit tatkala Koran ini tiba di Desa Jeli, Kecamatan Karangrejo. Di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri ini, lokasi yang kali pertama dicari yakni Balai Desa Jeli untuk mencari kepala desa.

Mengingat salah satu warga setempat adalah Kepala Dinas PUPR Sutrisno yang diamankan KPK.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya bisa menemui Hasan Malik, kades setempat. Kebetulan saat itu dia baru saja menyelesaikan permintaan tanda tangan berkas oleh beberapa warga. Kendati demikian, sesekali dia juga masih mencorat-coret kertas yang ada di depannya.

"Kami hanya sebatas mendengar saja dan belum mengetahui sampai detail," katanya memulai obrolan.

Menurut dia, secara pribadi Sutrisno memang biasa bergaul dengan warga setempat.

Bahkan warga juga lumayan akrab dengan pria yang memiliki posisi cukup mentereng di lingkup Pemkab Tulungagung. Selain itu, jika ada undangan, hampir bisa dipastikan selalu hadir jika tidak sedang repot.

"Orangnya baik dan tidak ada yang aneh selama ini," imbuhhnya.

Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan Kusno, salah satu tetangga Sutrisno. Selama ini, warga setempat memang cukup akrab dengan dia.

Namun ada beberapa hal yang cukup membekas karena tidak lazim dilakukan masyarakat pada umumnya. Yakni jarang menghadiri selamatan, yang konon katanya pamali.

"Hanya beliau sendiri yang paham. Itu hanya sepengetahuan saya saja dan yang pasti orangnya tidak aneh-aneh," jelasnya.

Tampaknya pria sepuh ini tidak tahu jika tetangga yang dikenalnya baik dan dermawan itu sedang diamankan KPK. Ini terbukti ketika Koran ini menceritakan sekelumit kronologi penangkapan di area Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa.

Dia pun lantas terhenyak dan manggut-manggut. "Pak Tris itu untuk bertemu warga mungkin dua hari sekali karena repot. Tetapi di sela kerepotannya, pasti menyempatkan waktu untuk menggelar kegiatan sosial, seperti santunan anak yatim," ungkapnya.

Saat Ramadan seperti ini, keluarga Sutrisno juga tidak berdiam diri. Di masjid yang tidak jauh dari kediaman mereka, pasti setiap menjelang waktu berbuka ada takjil yang dihidangkan. "Itu dari keluarga Pak Tris," ujarnya.

Setelah cukup mendapat keterangan dari warga, Jawa Pos Radar Tulungagung lantas mencoba mendatangi sebuah rumah bertingkat dan berpagar hitam. Setelah beruluk salam, ada seorang pemuda yang menjawab. Dia membenarkan jika rumah itu kediaman Sutrisno, tapi si tuan rumah kebetulan sedang tidak ada di rumah. Dan ketika ditanya apakah ada hubungan dengan kejadian pada Rabu malam, dia hanya tersenyum.

"Pak Tris tidak di rumah dan belum pulang," katanya. (*/ed/din)

(rt/lai/ang/JPR)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...