
AKURAT.CO, Bentrokan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat yang menyebabkan lima anggota polisi gugur menjadi tamparan keras bagi kesatuan Brimob, Densus 88 dan Polri. Sebab peristiwa tragis ini terjadi di markas pasukan elit kepolisian pada Selasa (8/5) malam.
Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan, kenapa Polri begitu lamban mengungkapkan secara transparan kerusuhan di Rutan Brimob, terutama tentang gugurnya lima anggota polisi.
"Kelimanya sudah tewas sejak pukul 01.00 dinihari tapi baru diumumkan pada pukul 16.00 dan sebelumnya kepolisian selalu mengatakan tidak ada korban tewas dalam kekacauan itu," kata Presidiun IPW Neta S Pane kepada AKURAT.CO Rabu (9/5).
Neta menilai, sikap polisi yang tidak transpan ini sangat aneh, karena selain menyatakan tidak ada korban jiwa, polisi juga selalu mengatakan situasi sudah terkendali. Tapi faktanya Rutan Brimob masih dikuasai tahanan teroris dan masih ada polisi yang disandera.
"Kemudian ada sebanyak 165 tahanan teroris masih menguasai sekitar 30 senpi yang sebagian besar laras panjang dan 300 amunisi. Sementara polisi belum berhasil memutus komunikasi para tahanan teroris dengan jaringan mereka di luar. Kami sangat menyayangkan kenapa para tahanan teroris itu bisa memiliki hp selama di tahanan," tegas dia.
Dengan kondisi ini, IPW khawatir jika kepolisian bertindak gegabah para tahanan teroris tersebut akan kembali menghabisi polisi yang menjadi sandera dan kemudian melakukan aksi bunuh diri.
Oleh sebab itu IPW berharap kepolisian bisa bertindak profesional agar anggotanya tidak kembali menjadi korban keberutalan teroris. Jika polisi kembali tewas dalam peristiwa kekacauan di Rutan Brimob, para teroris merasa akan mendapat kemenangan besar.
"Inilah yang harus dicegah kepolisian. Sangat ironis tentunya, di saat Kapolri sedang berada di Jordania membuka pameran dan bicara tentang keberhasilan Indonesia tentang memberantas terorisme justru Rutan Brimob tempat teroris ditahan dikacaukan dan para teroris berhasil membunuh lima polisi," tutup dia.[]
Editor. Ridwansyah Rakhman
No comments:
Post a Comment