
Daniel Tumiwa, praktisi digital menilai tak ada pihak di Indonesia yang menganggap penting kasus Cambridge Analytica.
"Saya lihat tidak ada yang peduli mengangkat atau memanggil Facebook di Indonesia adalah suatu keanehan yang terjadi. Karena kita termasuk pengguna yang sangat besar," ujar Daniel dalam sebuah diskusi di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Selasa (3/4).
Data terbaru dari Facebook menunjukkan dari 2,07 miliar pengguna aktif bulanan mereka, 115 juta di antaranya berasal dari Indonesia.
"Data adalah minyak zaman sekarang. Kalau dulu ada perang dunia terjadi gara-gara minyak, kalau sekarang minyak itu data," imbuh Daniel.
Gildas Lumy, ahli keamanan siber, mengakui peraturan yang ada belum begitu kuat di Indonesia untuk menindak Facebook dalam kasus Cambridge Analytica, sementara UU Perlindungan Data Pribadi juga masih menunggu antrean program legislasi nasional.
Namun Gildas menekankan Facebook bersalah dalam kasus Cambridge Analytica. Ia bahkan menuding jejaring sosial itu sengaja melakukannya sebagai bagian dari model bisnis mereka.
Parlemen dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, hingga Singapura berusaha memanggil perwakilan Facebook untuk menjelaskan duduk perkara skandal besar itu. Mereka berusaha menagih tanggung jawab Facebook atas kemungkinan data masyarakat di negara masing-masing. (age)
No comments:
Post a Comment