Tuesday, April 3, 2018

Ekspedisi Laut Dalam Jawa, LIPI-NUS Temukan 16 Spesies Menarik

JAKARTA, KRJOGJA.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi bersama National University of Singapore (NUS) Singapura melakukan ekspedisi penelitian bersama bertajuk The South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) atau Ekspedisi Biodiversiti Laut Dalam Selatan Jawa 2018. 

Ekspedisi ini berlangsung selama 14 hari dan telah dimulai sejak 23 Maret 2018 lalu. Hingga Sabtu (30/3/2018), ekspedisi penelitian kelautan tersebut telah menemukan setidaknya 16 spesies menarik di laut dalam. 

"Kami berhasil mengoleksi beberapa biota dalam keadaan hidup. Meskipun semua peneliti pernah melihat foto-foto biota laut dalam, pada kenyataannya sangat berbeda ketika dapat melihat biota tersebut secara langsung apalagi dengan wujud biota yang begitu unik, bagaikan makhluk asing atau alien dari bawah laut," terang Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI sekaligus Kepala Ekspedisi dari LIPI.

Dwi menjelaskan, pada hari keempat ekspedisi yakni 26 Maret 2018, di perairan antara Selat Sunda dan Samudera Hinda, tim berhasil mengeruk dasar laut sampai kedalaman 1.600 m dan untuk pertama kalinya mendapatkan banyak biota laut yang aneh. 


"Kami berhasil menemukan bintang laut yang jarang ditemukan, timun laut (teripang) raksasa, sponge kaca yang unik, spesies baru kepiting laba-laba, kelomang yang aneh dan mungkin temuan terbaik kami hari itu adalah isopod raksasa sepanjang 30 cm," ungkapnya.

Dwi memaparkan, secara anti-klimaks, keadaan laut semakin tenang dan cuaca semakin membaik di hari kelima ketika tim justru berada di Samudera Hindia. Namun, medan sampling menjadi lebih sulit karena batimetri dasar laut yang lebih kompleks sehingga terkadang peta pun tidak lagi bisa dijadikan acuan. 

"Sampling biota dari kedalaman 1.000 m menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Alat sampling biota dan sedimen dasar laut kami beberapa kali gagal memberikan hasil. Tapi kami sudah mengantisipasi hal ini, karena biota laut dalam dari kawasan ini memang belum pernah didapatkan sebelumnya. Boleh dibilang hasil kami tidak terlalu buruk, sampai dengan tanggal 30 Maret 2018, kami telah berhasil melakukan sampling dari 36 stasiun dan hanya tiga diantara gagal," ujarnya.

Dwi menjelaskan tim ekspedisi telah berhasil  menemukan lusinan kelomang yang baru dan tidak diharapkan sebelumnya. 

"Kami bahkan menemukan salah satu spesies yang hidup di kayu lapuk sempat bertelur setelah kami koleksi. Penemuan dari ekspedisi ini luar biasa dan menggembirakan. 

Kami telah menemukan banyak spesimen yang tidak kami kira hidup di bawah sana. Semuanya biota yang ada di Indonesia. Semoga kami bisa terus menemukan lebih banyak lagi," ungkap Dwi. (*)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...