Kriminologi.id - Dewi (30) rekan kerja Ali Rahman (30), korban pembunuhan mahasiswa UKI, sempat merasakan firasat aneh. Hal itu dirasakanya beberapa jam sebelum Ali Rahman dikabarkan tewas. Dewi mencium bau kemenyan di sepanjang jalan pulang dari tempat kerjanya.
Menurut Dewi malam sebelum Ali terbunuh, bau kemenyan itu sangat menyengat sepanjang jalan pulang dari tempat kerjanya. Bahkan dia mengakui, perasaan Dewi mulai tak enak ketika temannya menelepon saat ia sampai di tempat kos.
Ternyata, perasaan tidak enak itu pun terjawab. Dirinya menangis ketika mendengar sahabatnya tewas dengan cara tragis.
"Tiba tiba bau kemenyan. Aku jalan lagi ambil seragam cowo ku di Cempaka Putih, eh bau kemenyan lagi. Sampai di tikungan Pejompongan, bau kemenyan. Pas sampe kosan ku di Kebayoran aku di telepon anak-anak kalau Ali meninggal, di situ aku nangis kejer," ujar Dewi kepada Kriminologi.id di toko sepatu Rivieras Palza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 17 April 2018.
Dewi mengaku jika dirinya tidak menyangka jika teman kerjanya itu menjadi korban pembunuhan.
"Saya cuman ga nyangka mas, kok bisa orang tega membunuh orang sebaik dan seramah itu," kata Dewi sambil menahan tangis.
Di mata Dewi, Ali merupakan sosok yang royal dan baik hati. Mereka sudah berteman selama dua tahun dan sama sama berprofesi sebagai sales toko sepatu Rivieras.
Dewi juga mengaku tidak mengenal Petrus Ualubun (21), sosok yang membunuh Ali secara sadis pada Senin, 16 April 2018.
"Saya jujur tidak kenal dengan sosok Petrus ini. Kita sebagai temen juga bingung kenapa Ali berada di kawasan Cawang pas malam hari hingga akhirnya kejadian seperti itu," katanya melanjutkan.
Namun dirinya mengapresiasi pihak kepolisian yang sudah bertindak cepat menangkap tersangka pembunuhan dalam kurung waktu kurang dari satu hari. Dirinya berharap tersangka diberi hukuman yang setimpal atas perbuatanya.
"Good job dengan polisi Indonesia. Kita mohon supaya dihukum seadil adilnya. Kita minta itu saja, gak minta apa apa," ujar Dewi.
Sebelumnya Ali Rahman ditemukan tewas di Gang Waru, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramajati, Jakarta Timur pukul 20.00 WIB, kemarin. Ia tewas di aniaya Paulus karena motif sakit hati.
Petrus Paulus langsung diciduk di rumahnya yang beralamat di Jalan Raya Serang, Desa Sukadami Kecamatan, Cikarang Selatan pukul 06.45, tadi pagi. Hinggga saat ini, tersangka pembunuhan masih diamankan di Polres Metro Jakarta Timur. AS
No comments:
Post a Comment