Friday, April 27, 2018

Aneh, Kalah di Tingkat Kecamatan, SMAN 1 Tebingtinggi Malah Menang Mewakili Kecamatan ...

FLS2N yang digelar di SMAN 1 Tebingtinggi/mad

Berita Riau - Aneh, Kalah di Tingkat Kecamatan, SMAN 1 Tebingtinggi Malah Menang ‎Mewakili Kecamatan Lain di Tingkat Kabupaten
Riau24.com- Ada keanehan dalam Pelaksanaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti yang digelar Rabu 25 April 2018 lalu, khususnya dari Bidang Seni Tari Kreasi Inovatif. Sebab dalam pengumuman pemenang, juara di tingkat kabupaten adalah sekolah yang bukan berasal dari kecamatan yang dimenangkan.

Lebih janggal lagi, ternyata sekolah yang diumumkan sebagai juara 1 dalam FLS2N tingkat kabupaten itu juga sudah pernah dikalahkan di tingkat kecamatan. ‎Situasi itu mendapatkan protes keras dari juara 1 pada seleksi di tingkat Kecamatan Tebingtinggi yakni SMAN 2 Tebingtinggi.

Tim tari asal SMAN 2 Tebingtinggi akhirnya mengembalikan medali, sertifikat serta uang pembinaan yang diberikan sebagai juara 2 dalam seleksi di tingkat kabupaten. Tidak hanya melontarkan protes keras terhadap panitia, tetapi mereka juga mempertanyakan kredibilitas dewan juri yang diduga tidak objektif.

"Aneh dan fatal sekali keputusan panitia dan dewan juri kali ini. Seharusnya panitia tidak boleh mengikutsertakan tim tari SMAN 1 Tebingtinggi yang sudah pernah kalah dalam seleksi ditingkat kecamatan. Malah, dimenangkan pula sebagai juara I setelah mewakili kecamatan lain," ungkap Sari Dewi SPd selaku pembina ekskul seni SMA Negeri 2 Tebingtinggi dalam jumpa pers, Kamis 26 April 2018.

Disebutkan dia bahwa dari 9 kecamatan, hanya 3 sekolah yang mewakili Kecamatannya masing-masing yakni SMAN 2 Tebingtinggi mewakili Kecamatan Tebingtinggi, SMAN 1 Rangsang mewakili Kecamatan Rangsang dan SMAN 1 Tebingtinggi mewakili Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Sementara 6 Kecamatan lagi tidak mengutus sekolahnya. Perwakilan Sekolah yang mengatas namakan Kecamatan adalah juara dari hasil seleksi di Kecamatan masing-masing.

Sementara, walaupun sudah kalah dan hanya menjadijuara 2 dalam seleksi ditingkat Kecamatan Tebingtinggi, SMAN 1 Tebingtinggi tetap ikut dalam seleksi ditingkat Kabupaten Kepulauan Meranti. Dimana mereka tiba-tiba diperbolehkan mewakili Kecamatan Tasik Putripuyu.

Dalam hasil pengumuman pemenang tim tari SMAN 1 Tebingtinggi dinobatkan sebagai juara I, tim tari SMAN 2 sebagai juara II dan juara III diraih SMAN 1 Rangsang.

Tak terima dengan hasil yang sangat janggal tersebut, tim tari SMAN 2 Tebingtinggi langsung protes. Saat itulah suasana berubah. Perdebatan pun terjadi antara panitia, dewan juri dan tim tari SMAN 2 Tebingtinggi.

Namun, keputusan tetap berpihak pada tim tari SMAN 1 Tebingtinggi yang saat itu mewakili Kecamatan Putripuyu. Merasa dizalimi, tim tari SMAN 2 langsung balik kanan, meninggalkan lokasi kegiatan.

Diakui Sari Dewi, protes yang mereka lakukan bukan mengharapkan sebagai juara I. Bahkan mereka sangat berbesar hati jika dikalahkan oleh tim tari lain. Tapi yang terjadi malah di luar dugaan. Tim tari SMAN 1 Tebingtinggi yang sebelumnya telah mereka kalahkan melalui penilaian juri yang sama pada seleksi kecamatan, malah dimenangkan sebagai juara I oleh juri yang sama pula pada seleksi tingkat Kabupaten.

"Kami merasa dizalimi. Jadi, wajar jika kami mempertanyakan kepada panitia dan kredibilitas dewan juri yang menurut kami keberpihakannya sangat tinggi. Penarinya sama, konsepnya juga sama, malah juara I pula, walaupun atas nama kecamatan lain tetap tidak boleh diikutkan. Kalau begitu caranya hancur seni di Meranti ini. Dan, tak perlu mengadakan seleksi lagi kalau memang tim tari yang hendak diutus ke provinsi sudah ditentukan. Dan, saya tekankan bahwa kami hanya menyororot kinerja panitia dan kredibilitas juri tari, bukan sekolah yang dimenangkan (SMAN 1 Tebingtinggi)," tegas Sari Dewi berapi-api.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 2 Tebingtinggi Almandra SPd yang turut mendampingi jumpa pers kemarin mengaku selama ini pihaknya dalam mengembangkan kreatifitas anak dengan cara yang sederhana dan objektif. Jika ada anak yang hebat tentunya akan muncul dengan sendirinya. Dan, pihaknya tidak pernah memakai sistem karbit. Yang penting adalah pembinaan secara berkelanjutan.

"Dengan kejadian ini anak malah jadi ngedrop. Persoalan seperti ini harus kami antisipasi. Sebenarnya bukan masalah juara atau tidaknya. Selain itu kita juga ingin menanamkan konsep kejujuran. Kami tidak pernah menjual sekolah ini dengan cara-cara yang tidak benar. Dari awal, begitulah yang kami lakukan, bukan dengan kecurangan. Kerena itu adalah tugas saya sebagai Waka Kurikulum," ujarnya.

Menurut Almandra, tidak hanya SMAN 2 Tebingtinggi, kejadian ini juga bakal berimbas pada sekolah lain yang punya motifasi dalam mengembangkan seni di sekolah. Bahkan dia khawatir persoalan ini akan mematikan kreatifitas anak. Apalagi sudah muncul anggapan dari berbagai pihak jika persoalan seperti itu sudah mendarah daging terjadi di Meranti.

"Kami hanya mengecam kinerja panitia dan dewan juri, bukan instansinya. Bagaimana talenta terbaik bisa berkembang jika polanya seperti ini," ucapnya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari panitia. Bahkan ketika sejumlah wartawan mendatangi seluruh panitia di SMAN I Tebingtinggi kemarin tidak seorang pun yang berani memberikan keterangan. Bahkan seorang panitia bernama Salman mengaku bahwa dalam kegiatan tersebut tidak ada Ketua Pelaksananya.

"Bukan saya ketua panitianya. Saya cuma panitia bidang Seni Vokal Solo. ‎Dan disini tidak ada Ketua Panitianya. Jadi langsung dari Provinsi," ucap dia singkat

Kepala Cabang (Kacab) Disdikbud Riau di Selatpanjang Ngajito yang dikonfirmasi tentang hal itu mengaku tidak masuk secara teknis dalam kepanitiaan. Dia hanya mengaku bahwa ada penunjukan langsung dari provonsi ke SMAN I Tebingtinggi sebagai panitia.

"Saya hanya membuka acara saja. Kepanitiaan dihendel langsung dari Disdikbud Riau. Kalau tak salah guru di SMAN 1 yang ditunjuk sebagai Panitia Pelaksananya," ucap Ngajito yang mengaku sedang di Perawang.(***)


R24/mad

loading...

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...