
Jawabannya klise. Karena turnamen tertua dan bergengsi itu berada di Super 1000 alias Level 2 BWF tanpa kualifikasi, peserta hanya bisa berasal dari peringkat atas dunia. Tak ayal, Praveen/Debby, yang hingga pekan kesembilan ini berada di peringkat keenam dunia, tak ingin melepaskan kesempatan tampil.
Baca Juga :
Hal ini diamini oleh Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susanti. Menurut Susy, kembalinya Praveen/Debby bukan hal aneh. PBSI memang memisahkan mereka karena penurunan performa. Namun, ada satu alasan lain: PBSI masih berharap sumbangan gelar selain dari duet kawakan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang kerap disapa Owi/Butet.
"Secara komposisi pun sebagai pasangan lama harusnya Praveen/Debby tidak sulit untuk gabung lagi. Di samping itu, untuk menggalang kekuatan bagi Indonesia, siapa pun yang juara kami berharap mixed double saling bantu untuk melancarkan jalannya, entah itu Praveen/Debby, Owi/Butet, atau Hafiz (Faisal)/Gloria (Emanuelle Widjaja). Semoga selain dapat peringkat bisa berbuah gelar juga," kata Susy pada sela-sela pelatnas, Jumat (2/3/2018).
Susy juga tak menampik segala kemungkinan terkait Praveen dan Debby. Praveen kini berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti. Mereka terhenti oleh Owi/Butet pada babak semifinal Indonesia Masters, Januari 2018. Sementara itu, Debby yang berduet dengan Ricky Karanda Suwardi hanya melaju hingga babak kedua Indonesia Masters dan India Terbuka.

Jika mampu menunjukkan performa apik di All England, Praveen dan Debby pun berpeluang kembali berpasangan untuk turnamen-turnamen berikutnya, termasuk Asian Games 2018.
"Pecahnya mereka juga karena kami masih mencari format komposisi terbaik untuk Asian Games atau Olimpiade. Kami harus mencoba, kalau terlalu dekat (waktu ke turnamen) 'kan tidak mungkin. Kalau Praveen/Debby menunjukkan bagus lagi, ya kenapa tidak? Sebelumnya juga mereka juara di All England (2016)," tutur Susy.
"Saya rasa penampilan mereka kembali berduet bukan hal aneh. Tentu untuk Indonesia siapa pun yang terkuat dan mampu, ya, akan kami turunkan untuk bertanding," pungkasnya.
Usai menjuarai All England 2016, Praveen/Debby kini membawa asa merebut gelar ganda campuran dari juara bertahan dari China, Lu Kai/Huang Yaqiong. Untuk itu, Praveen/Debby harus melewati rival asal Taiwan, Lee Yang/Hsu Ya Ching, pada pertandingan pertama.
No comments:
Post a Comment