Masjid Abdurrahman Wahid juga diharapkan Hanif, bisa menjadi media atau sarana untuk menyemai pandangan Islam yang moderat, damai, sejuk, rahmatan lil 'alamin (Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta) dan bukan menjadi tempat untuk provokasi atau aneh-aneh.
"Masjid menjadi tempat pemersatu bagi gairah masyarakat sedang bersemangat belajar agama untuk membangun sesuatu yang positif bagi kehidupan beragama dan bernegara," kata Hanif dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/3/2018).
Hanif menyatakan itu saat menyampaikan arahan peresmian pembangunan Masjid Abdurrahman Wahid di Pusdiklat Kemnaker, Jakarta Timur, Selasa (13/3/2018).
Menurut Hanif, dengan adanya masjid di lingkungan pusdiklat, maka pegawai Kemnaker, peserta diklat maupun masyarakat muslim sekitar Pusdiklat tidak lagi kesulitan mencari tempat ibadah. untuk menjalankan ibadah baik sholat lima waktu maupun sholat Jumat.
Hanif juga berharap adanya Masjid Abdurrahman Wahid ini bisa digunakan untuk mengaji mengingat saat ini bagi masyarakat Jakarta, mengaji merupakan barang mewah. Sempitnya waktu masyarakat Jakarta untuk mengaji bersama kiai, akhirnya banyak masyarakat yang mengaji melalui media sosial.
"Kalau ngaji ke Mbah Google, kirim Al-Fatihah, bisa nyampai nggak? Alamatnya menjadi tidak jelas. Akhirnya membuat pemahaman kita terhadap agama menjadi macam-macam. Karena itu kalau ngaji benar-benar dan masjid ini bisa jadi sarana selain ibadah salat dan Jumatan, bisa digunakan untuk mengaji oleh pegawai dan masyarakat sekitar," katanya.
![]() |
Hanif berpesan jika bicara soal NKRI, Pancasila atau Kebangsaan masyarakat harus yakin itu sudah bagian dengan Islam. Jadi tidak perlu dipertentangkan lagi.
"Jadi enaknya kalau kita dengan Islam moderat dan toleran, saya bisa menjadi orang Jawa sekaligus orang Islam yang baik. Jadi bisa menjadi orang Islam dan Indonesia yang baik. Antara kesukuan dengan keislaman tidak dipertentangkan. Pancasila dan NKRI sudah selesai. Itu sudah diajarkan pendahulu atau ulama kita," kata Hanif.
Sementara Sekjen Kemnaker Hery Sudharmanto mengatakan, pembangunan masjid di pusdiklat bertujuan untuk membantu dan memudahkan seluruh peserta Diklat Naker dan masyarakat setempat di Kampung Makassar. Sebab masyarakat di sekitar Pusdiklat, hingga saat ini masih mengalami kekurangan sarana ibadah.
Masjid yang berada di tengah-tengah lingkungan pusdiklat berukuran 15x19 meter, dua lantai dan dapat menampung 370 jemaah. Pembangunannya akan memakan waktu selama empat bulan (Maret-Juni 2018).
"Kami berharap masjid Abdurrahman Wahid ini bisa segera operasi dan dapat dimanfaatkan masyarakat dan khususnya peserta diklat yang sangat membutuhkannya," kata Hery.
(nwy/ega)
No comments:
Post a Comment