Thursday, February 15, 2018

Misteri Toko Merah

Konon, tempat itu dulunya merupakan tempat penyiksaan gadis-gadis.

Di kawasan Kota Tua, ada sebuah bangunan bernama Toko Merah. Bagi kalian yang sedang berlibur atau hanya sekedar mengunjunginya, sempatkanlah diri kalian untuk menengok bangunan tersebut. Mengapa? Karena bangunan tersebut sangat artistik, mengambil tema Tionghoa, dan kental dengan warna merahnya, "aku suka warna merah" (-_-).

Konon gedung tersebut memiliki sejarah yang cukup panjang, dan memiliki sisi gelapnya. Awalnya bangunan tersebut dibangun pada tahun 1730, dan menjadi kediaman tokoh-tokoh penting Batavia. Penghuni pertamanya adalah seorang jenderal, Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Sekitar tahun 1768 hingga 1808, bangunan itu diubah menjadi hotel khusus pejabat. Adapun namanya, "Toko Merah", diberikan saat gedung tersebut dimiliki oleh Oey Liauw Kong, pedagang Tionghoa abad ke 19.

Pasca momen kemerdekaan Indonesia, Toko Merah berpindah-pindah kepemilikan. Hingga akhirnya tahun 2012, bangunan itu direstorasi ulang. Sampai saat ini, bangunan tersebut digunakan sebagai tempat konferensi dan pameran.

Di balik keanggunan dari bangunan tersebut, ternyata ia menyimpan cerita angker. Disadur dari www.netralnews.com, konon, nama Toko Merah juga sebetulnya diambil pasca peristiwa Geger Pecinan yang telah menelan ribuan korban. Di Toko Merahlah, sempat terjadi pembantaian etis Tionghoa. Mayat-mayat keturunan Tionghoa banyak bertebaran di Kali Besar, depan gedung tersebut, sehingga permukaan air menjadi merah. Konon, tempat itu juga dulunya merupakan tempat penyiksaan gadis-gadis.

Menjadi saksi bisu dari sejarah kelam tersebut, Toko Merah kemudian dikenal sangat angker. Banyak warga melaporkan mengalami kejadian mistis di sekitar area itu. Sering kali, di tengah heningnya malam, terdengar suara prajurit, tangisan dan teriakan perempuan, hingga bunyi-bunyi aneh lainnya.

Dari sekian banyak hal aneh itu, yang paling mencekam adalah kemunculan sosok perempuan misterius yang selalu mengenakan gaun berwarna putih panjang hingga menyapu lantai. Warga sering melihat penampakannya dari jendela, kendati hanya pada hari-hari tertentu saja.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...