Saturday, February 3, 2018

Kusir Kereta Api

Ilustrasi ruang kemudi kereta api

Ilustrasi ruang kemudi kereta api | Peter H. /Pixabay

Sempat kaget sebentar saya waktu seorang teman merasakan ada yang aneh tatkala membaca "kusir" atau "sais" pedati atau delman disebut sebagai "pengemudi".

"Pengemudi pedati" atau "pengemudi delman". Kali pertama berjumpa dengan bentuk ini mungkin anda pun merasa rada terusik, sebab mungkin benar ada yang ganjil di situ, dari segi bentuk. Tapi, saya kira kesan itu cuma mampir sebentar. Cobalah, semakin sering kedua bentuk itu kita gumamkan sambil berpikir sedikit saja, ganjil itu niscaya terasa makin pudar.

Boleh jadi kita jauh lebih terkejut manakala menjumpai bentuk "masinis kapal laut" atau "nakhoda pedati" atau "sais kapal terbang" atau "kusir kereta api". Berbeda dari bentuk sebelumnya, bentuk-bentuk ini justru kita rasakan makin terasa aneh manakala berulang-ulang kita timbang kembali.

Pengemudi yang disandingkan dengan pedati bikin bingung cuma sebentar? Ya, tak sampai berhari-hari mengganjal pikiran, sebab pengemudi adalah kata umum, generik, yang disebut juga hiperonim atau hipernim. Di bawah kata umum ini ada sejumlah kata khusus (hiponim). Ambil contoh lain, bunga atau kembang sebagai hipernim, punya sejumlah hiponim, antara lain mawar, melati, gladiola, anggrek, atau dahlia.

Menyebut gladiola atau dahlia sebagai bunga tak jadi masalah benar--tak lain karena bunga punya seluruh aspek makna dalam semua jenis kembang atau bunga. Akan tetapi, tentu lain halnya bila menyatakan gladiola adalah dahlia. Tiap jenis bunga itu unik, individual alias tidak dapat disepadankan satu sama lain.

Bila contoh itu malah menerbitkan bingung, ada contoh lain. Mencomot adalah mengambil sesuatu, misalnya kacang goreng di piring di atas meja, dengan kelima ujung jari tangan, mirip meraup. Hanya saja, meraup menyertakan juga telapak tangan dalam aksi tersebut.

Dalam kalimat, baik mencomot maupun meraup dapat menggantikan mengambil, tapi mencomot dan meraup tak bisa saling menggantikan tanpa mengundang masalah. Masing-masing mewakili cara berbeda dalam perbuatan mengambil.

Demikianlah. Bentuk "pengemudi delman" terasa rada aneh karena dalam perjalanan menuju pemahaman, asosiasi sedikit membelok dengan tiba-tiba. Delman dalam benak penutur bahasa Indonesia umumnya setia berpasangan dengan kusir atau sais, persis sejoli kereta api dan masinis.

Bukan berarti "pengemudi kereta api" jadi bermasalah. Kecuali anda menyebutnya "abang/tukang kereta api" (seperti abang/tukang becak), atau "kusir kereta api".

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...